Mohon tunggu...
Manihot Ultissima
Manihot Ultissima Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pasukan semut yang suka bergotong royong

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kolom Penyangga Wisata Kawah Papandayan

25 Januari 2016   09:40 Diperbarui: 25 Januari 2016   09:54 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By. Manihot Ultissima (MU)

Tertarik dengan visi wisata yang ditawarkan sahabat kami Kepala Desa Karamatwangi Kecamatan Cisurupan, yang wilayahnya memang menjadi jalur utama pergerakan arus wisatawan menuju Kawah Papandayan.

Ide-ide yang dilemparkannya meskipun masih berupa sketsa hitam putih yang belum lengkap, namun setidaknya dapat menjadi oase segar ditengah mandek dan jenuhnya pariwisata di Kawah Papandayan.

Pengembangan kolom-kolom/ daerah penyangga wisata di sekitar kaki gunung Papandayan memang sudah seharusnya mulai ditata dan diupayakan pembangunannya, baik yang bersifat swakelola masyarakat lewat kelompok-kelompok penggerak wisata, maupun yang menjadi kewenangan pemerintah.

Salah satu contoh yang dikemukakannya adalah pembangunan Agrowisata di daerah Lapang, yakni lahan carik milik desa Karamatwangi seluas 2 Ha, milik Desa Balewangi seluas 2 Ha dan milik Desa Cisurupan seluas kurang lebih 2 Ha juga, total jenderal tersedia 6 Ha lahan carik milik 3 desa yang bisa digunakan sebagai pusat Agrowisata sebagi salah satu kolom penyangga destinasi wisata Kawah Papandayan.

Areal Lapang sendiri terletak di kaki Gunung Papandayan sekitar 2 kilometer dari jalan arteri di alun-alun Kecamatan Cisurupan. di persimpangan kampung Jalan Cagak, belok ke arah kiri sejauh kurang lebih 300 meter. Lokasinya cukup strategis dan telah tersedia jalan beton langsung bersentuhan dengan bibir areal.

Sketsa rencana yang beliau tawarkan untuk mengembangkan tanah carik desa yang selama ini kurang memberikan nilai tambah bagi Penghasilan Asli Desa (PADes), selain amat realistik untuk segera disusun dalam bentuk masterplan/konsep/road map yang jelas, juga berpotensi manjadi tujuan wisata keluarga yang menawarkan beberapa keunggulan, diantaranya eko wisata, agro wisata, wisata budaya dan wisata pendidikan berbasis pertanian.

Pembuatan saung-saung bernuansa etnik Sunda untuk tempat berkumpul keluarga sambil menikmati secangkir teh hijau dan kopi Arabika asli Papandayan yang sudah tersohor hingga ke Mancanegara, yang tentu saja proses produksi kopi dan cara penyajiannya benar-benar alami “hand made” dengan peralatan tradisional Sunda.

Pembuatan saung seni laiknya “Saung Udjo” yang kelak bisa jadi sarana untuk menampilkan hasil-hasil budaya bernuansa seni khas Cisurupan, seperti Hadrah, Terbang, calung, pencak silat, reog dan sebagainya sangat layak untuk didukung oleh seluruh warga masyarakat di seantero 3 desa ini.

Demikian juga halnya dengan para pengrajin yang selama ini menjadi basis ekonomi pemuda di sekitar kawah Papandayan, Sang Kades bahkan sudah berani membuat rancangan pembuatan beberapa kios kecil di lokasi Lapang ini sebagai show roomnya.
Yang tidak beliau lupakan adalah peran pertanian sayur mayur itu sendiri yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat di daerah ini, visinya untuk mengangkat harkat dan martabat petani penggarap skala kecil di kecamatan Cisurupan umumnya ,desa Karamatwangi dan desa Cisurupan khususnya lewat agrotourism di areal Lapang patut diapresiasi dan mendapat acungan jempol.

Kesemua rencana briliyan yang dikemukakan oleh Pak Kades Karamatwangi hanya akan memberikan hasil yakni buah kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyatnya apabila pertama segera disusun menjadi sebuah konsep tertulis yang matang dan memenuhi syarat ilmiah . Kedua disosialisasikan secara massif kepada rakyat di tiga desa yaitu karamatwangi, Cisurupan dan Balewangi, ketiga dimusyawarahkan dengan para pemangku kepentingan, seperti Camat Cisurupan, Disbudpar Kab Garut, para kades pemilik lahan carik, petani penggarap yang selama ini menyewa lahan tersebut dan tentu saja Lembaga-lembaga Desa agar mereka paham arah, tujuan dan sasarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun