Justru kehadiran Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN harus terus dipertahankan sampai detik akhir pluit pergantian tapuk kepemimpinan dilaksanakan, bahkan Kalau Dahlan Iskan berhasil “menjemput takdirnya”, tentu saja semua carut marut kisruh ini menjadi tanggungjawab penuhnya, nanti setelah selesai pelantikan.
Dahlan Iskan di Kementerian BUMN sekarang ini adalah roh-nya, Dahlan Iskan di Kementerian BUMN sekarang ini adalah nyawa, kalau roh dipaksa untuk mundur, apakah justru BUMN nanti malah yang akan ikut dikubur ?.
Pembaca tentu sangat tahu, tonggak kemapanan BUMN sekarang ini ada dibawah pengawasan Dahlan Iskan, kalau BUMN ditinggalkan sekarang tanpa kejelasan dan pengawasan Beliau, maka kemunduran Beliau dari BUMN sekarang ini bisa menjadi kemunduran dari BUMN-BUMN yang tengah berusaha bangkit dari keterpurukan.
Lain halnya jika mundurnya Dahlan Iskan dikarenakan Beliau harus dilantik jadi Presiden RI ke-7, maka publik tentu sangat bergembira, karena BUMN tidak akan lepas dari pengawasan, dan semua bidang yang selama ini butuh perbaikan, akan mendapat sentuhan dan sentilannya.
Beda halnya jika Dahlan Iskan mundur karena naik jabatan menjadi Presiden, rakyat tidak akan khawatir akan nasib BUMN yang sekarang sedang berada di puncak semangatnya, sekaligus ekspektasi besar rakyat akan hadirnya perubahan mendasar di jantung Republik ini akan mendekati kenyataan.
Jadi sekali lagi, biarkan Gita saja yang mundur dari Kementerian Perdagangan, bahkan kalau mungkin mari sarankan kepada Beliau untuk mundur dari Konvensi PD. Perkara Dahlan Iskan, tidak perlulah kita ramai-ramai menyuruh beliau ikut-ikutan mundur, bahkan seharusnya Rakyat mendukung keinginan dan kerja keras Presiden SBY dan Dahlan Iskan di Kementerian BUMN, sampai detik akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H