Mohon tunggu...
Manihar Nadeak
Manihar Nadeak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Smile

Semangat literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Komunikasi Konseling sebagai Pendekatan Individual dalam Peningkatan Iman Jemaat

5 November 2021   19:53 Diperbarui: 6 November 2021   12:57 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DASAR KOMUNIKASI PAULUS

Kerinduan dan semangat rasul Paulus dalam pemberitaan Injil Kristus menjadikan dia penginjil yang sukses pada zamannya. Semua ini dilakukannya tentu ada hal yang melatarbelakanginya. Dalam semua suratnya kita bisa mengambil banyak hal yang mendasari rasul Paulus mau memberitakan Injil dengan sepenuh hati. Tetapi pada kesempatan ini penulis hanya mencantumkan beberapa hal saja.

1. Mengutamakan Tuhan Dalam Pelayanan

Paulus dengan tegas meyatakan keyakinannya terhadap panggilan Allah dan apa yang ia kerjakan (Gal. 1:1). Paulus sadar bahwa sejak dalam kandungan ia sudah dipilih Allah untuk memberitakan Injil keselamatan di antara orang non-Yahudi, seklaipun hal tersebut baru ia sadari beberapa puluh tahun kemudian (Gal. 1:15-18). Setelah bertemu dengan Tuhan secara ajaib dalam perjalanan ke Damsyik, Paulus mengalami perubahan total ddalam pandangan hidup, minat, dan cita-citanya. 

Paulus sangat mengasihi Tuhan dan mau melakukan apa saja untuk menyenangkan hati Tuhan. Karena kasihnya kepada Tuhan, maka secara otomatis palayanannya dikerjakan senantiasa dengan sepenuh hati. Ia tidak asal-asalan bekerja, ia berusaha memanfaatkan setiap detik yang ia miliki dengan efisien. 

Paulus juga tidak hanya berbicara, namun ia juga mempraktikkan apa yang ia katakan. Ketika Paulus mendapat penglihatan untuk melayani di Makedonia, ia tidak menunda-nunda (Kis. 16:9-12). Ia segera berlayar ke kota pertama di bagian Makedonia, yaitu Filipi dan memenangkan Lidia, penjual kain ungu dan seluruh anggota keluarganya, juga kepala penjara Filipi dan keluarganya. Mereka inilah cikal bakal jemaat di Eropa yang pertama.

2.  Menjaga Integritas Pribadi

Paulus adalah seorang pemimpin yang sangat menghargai integritas pribadi dan menjaga nama baiknya. Rupanya ia amat memahami prinsip yang didasarkan pada Kitab Amsal dan Pengkhotbah ini, "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar (Ams.  22:1), Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal (Pkh. 7:1)." Ketika menasihati Timotius dalam menyeleksi calon-calon pemimpin gereja, Paulus mengatakan, "Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat iblis (I Tim. 3:7)."

 David Hocking memberikan komentar tentang ayat ini, "Para pemimpin rohani harus memiliki suatu kesaksian dan gaya hidup yang konsisten di antara orang-orang yang tidak percaya maupun mereka yang percaya." Paulus menjaga integritas pribadinya melalui beberapa sikap atau tindakan yang konsisten, antara lain dengan menjadi teladan (II Tes. 3:7-9). 

Paulus mempraktikkan apa yang ia ajarkan untuk memberi teladan bagi jemaat. Disamping itu, Paulus juga senantiasa menjaga kesucian (II Kor. 7:1), menghindari celaan, tidak cari untuk sendiri. Bagi Paulus integritas pribadi atau nama baik jauh lebih penting, karena pelayannya ia lakukan bukan untuk kepentingan egonya sendiri, namun supaya ia tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain dan tugas pemberitaan Injil tidak terkendala.

3.  Menjaga Kemurnian Ajarannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun