Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mencari Kepala Daerah yang Menjaga Marwah Kota Santri: Menutup THM dan Kafe Penjual Miras!

3 September 2024   01:52 Diperbarui: 3 September 2024   02:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian minuman keras di Cafee Gw di jalan protokol Cilegon/dokpri

Ada fenomena yang belakangan ini menarik perhatian publik dalam pelaksanaan pesta demorkasi, yakni keriuhan dukungan terhadap calon wali kota yang kerap menyerupai pesta minuman keras di Tempat Hiburan Malam (THM). 

Dukungan yang diberikan dengan harapan tinggi justru mengaburkan pandangan, membuat kita lupa akan nilai-nilai yang sejati. Seperti pesta yang meninggalkan sisa-sisa mabuk dan kepahitan, dukungan yang salah arah hanya akan menyesatkan, membawa masyarakat terjebak dalam ilusi kemakmuran sementara, namun meninggalkan kehancuran masa depan yang tak terhindarkan.

Di tengah pesta demokrasi di Kota Cilegon, tidak ada salahnya mencari sosok calon wali kota yang bisa menjaga merwah kota santri. Kota yang kini sudah banyak dinodai oleh aktifitas kerusakan moral dengan bebasnya peredaran minuman keras di kafe-kafe hingga Tempat Hiburan Malam yang kembali ramai.

Padahal terdapat Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2001 Tentang Pelanggaran Kesusilaan, Minuman Keras, Perjudian, Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya yang memblok kehadiran THM dan kafe penjual miras.

Sayangnya, keberadan Perda seperti diabaikan oleh pemimpin saat ini, sehingga tak ada batasan dan larangan, orang bersuka hati menikmati minuman keras.

Bagi masyarakat Cilegon yang religius, fenomena ini semakin mempertegas pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar memahami dan menghormati identitas kota santri.

Ada yang menginginkan pemimpin yang tidak hanya mampu membawa kemajuan ekonomi, tetapi juga menjaga marwah dan moralitas kota yang mereka cintai. Maka di masa tahapan pilkada yang telah memasuki pendaftaran kandaidat di KPU,  masyarakat dituntut teliti dan memahami janji politik yang ditawarkan.

Semisal, berani menegakana Peraturan Daerah untuk menutup tempat hiburan malam dan kafe yang menjual minuman keras.

Janji politik yang mengusung perubahan dan peningkatan kesejahteraan sudah sangat biasa dilontarkan oleh politisi ulang. Namun di kota ini, butuh juga pemimpin yang memahami kearifan lokal budaya yang menjungjung moralitas generasi mudanya.

Tak ada salahnya, memilih dan memilah para kandidat calon kepala daerah dari sisi yang jarang dikaji, yaitu kepedulian meningkatkan kualitas SDM tanpa dirusak oleh minuman keras dan gaya hidup di tempat hiburan malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun