Tatapan mata laki-laki paruh baya itu terlihat menahan kesedihan saat menceritakan peristiwa bangunan rumahnya rata dengan tanah. Masih terngiang suara ambruknya rumah tua rapuh itu.
Rohman, lelaki tua yang hidup sendirian, hanya bisa meratap belas kasihan. Keinginannya cuma satu, rumah sebagai tempat berlindung di masa tuanya sekarang.
Kamis pagi, 9 Mei 2024, warga Link Curug Larangan RT 08, RW 04, Kelurahan Bagendung, Kecamatan Cilegon itu dikagetkan dengan bunyi ambruknya rumah Rohman. Para tetangga khawatir dengan kondisi Rohman yang tertimpa runtuhan. Rupanya, Rohman ditemukan tak jauh dari rumahnya.
Kejadian runtuhnya rumah Rohman seharunya tidak terjadi jika pihak pemerintah cekatan memberikan perhatian serius. Bulan lalu, saat pertengahan Ramadan, sebagian rumah sudah runtuh. Rohman tetap bertahan di rumahnya karena dianggap masih aman.
Pengajuan bantuan perbaikan rumah sudah dilakukan melalui kelurahan. Melewati birokrasi dan pemberkasan. Hingga kemudian bantuan tak kunjung diterima, tembok ruang tidur roboh, membuat atap pun ambruk semua.
Nasib pait si miskin, bantuan tak kunjung datang, rumah roboh sudah lewat dua hari pun masih bingung harus bagaimana membangunnya kembali.
"Foto kopi KTP sama Kartu Keluarga sudah habis banyak, tapi gak ada bantuan," kata Rohman saat ditemui Bendahara Forum Berita Cilegon Tatu Nurjanah.
Rohman menempati rumah peninggalan orang tuanya dengan kondisi batu bata mentah khas bangunan lama yang sudah lapuk. Diperparah dengan kayu-kayu penyangga atap rumah yang juga rapuh.
Robohnya rumah Rohman memang tidak sekaligus. Sudah terjadi beberapa kali terjadi runtuhan. Kondisi sebenarnya sudah tidak layak rumah itu ditempati. Lelaki tua itu tetap bertahan karena tidak ada lagi rumah untuk ditempati.
Kesedihan Rohman yang rumahnya  sudah rata dengan tanah tak kunjung mendapatkan perhatian dari Wali Kota Cilegon. Rohman mendengar kabar, jika pemimpin di kotanya rajin menyiarkan bantuan-bantuan kepada warganya yang terkena musibah di media sosial.Â