Isu adanya jual beli jabatan itu sangat kencang diteriakkan di tengah ribuan kader dan simpatisan partai Golkar. Sebagai oposisi dan lawan politik, mengkritisi kinerja Wali Kota adalah senjata yang bikin sakit kepala karena bisa merusak eleksfabilitas.
Partai Golkar sebagai oposisi menguasai jumlah kursi terbanyak di DPRD Kota Cilegon. Tugas legislatif yang melakukan pengawasan terhadap kinerja eksekutif pun semakin dipelototi.
Apa yang sudah diteriakkan Pak Iman dalam orasi politiknya, jangan sampai terus menjadi bola panas menggelinding di tengah obrolan warung kopi hingga media sosial secara berkepanjangan.
Sudah dua pekan Pak Iman bersuara, sayangnya orasi politik Pak Iman itu terkesan dibiarkan saja oleh Pak Wali Kota yang sangat aktif menghadiri acara-acara ceremony kedinasan hingga wisuda anak TK.
Pembiaran framing isu transaksional jabatan sangat membahayakan posisi Pak Wali Kota. Harusnya ada perlawanan dari Pak Wali Kota untuk menjaga martabat dirinya.
Tidak mudah memang melawan kekuatan Partai Golkar jika dibandingkan dengan postur Partai Berkarya yang mengusung Pak Wali Kota.
Saatnya, Pak Wali Kota juga memberikan tanggapan terhadap tuduhan itu. Apalagi, Pak Wali Kota punya kesempatan besar bicara di berbagai kalangan masyarakat, dari acara tingkat OPD hingga RT.
Tuduhan dugaan adanya jual beli jabatan itu, jika dianggap tidak benar, maka Pak Wali Kota harus berani bicara lantang, "itu adalah fitnah!"
Masyarakat Kota Cilegon tentu akan banyak yang mendukung Pak Wali Kota atas sikap tegas menangkal tuduhan mantan Wali Kota itu.
Jika tuduhannya salah atau fitnah, Pak Wali Kota bisa menempuh jalur hukum. Bukti dalam bentuk foto dan video banyak di sejumlah media. Apalagi saksi  sangat banyak melihat langsung.
Sikap diam Pak Wali Kota dan partai politik pengusungnya inilah yang bisa mempengaruhi masyarakat percaya dengan apa yang dikatakan Pak Iman.