Suasana politik di Kota Cilegon semakin memanas setelah Partai Golkar memberikan kritikan keras terhadap kepemimpinan Wali Kota Cilegon saat ini.
Sudah dua kali politisi Partai Golkar TB Iman Ariyadi muncul di panggung orasi politik pelantikan Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar Ciwandan - Citangkil dan Cilegon - Cibeber. Kemunculan mantan Wali Kota Cilegon itu menjadi pemantik sumber panasnya politik di Cilegon saat ini.
Bagaimana tidak, di panggung orasi itu, rupanya dijadikan ajang Pak Iman banyak melontarkan kritikan pedas terhadap kinerja Wali Kota Cilegon. Menagih realisasi janji politik dan minim pembangunan.
Pak Iman dalam orasinya juga menyebutkan dengan terang-terangan adanya praktik jual beli jabatan.
Mengutip dari pemberitaan media Inews Cilegon (8 Juni 2022) Pak Iman menyebutkan ada jabatan transaksional, yaitu orang yang mau jadi lurah, jadi camat, jadi kepala dinas, mau jadi kepala bidang, mau jadi kepala seksi semuanya harus bayar dan setor.
Tudingan Pak Iman sangat menohok. Apalagi membeberkan nominal uang yang harus disetorkan hingga puluhan juta demi dilantik menjadi lurah dan camat, serta ratusan juta untuk menempati kursi kepala dinas.
Mengenai dugaan jual beli atau transaksional jabatan, sudah jadi rumor obrolan di warung kopi sejak lama, apalagi di lingkaran diskusi para aktifis dan mahasiswa.
Sudah jadi rahasia umum pula ketika pelantikan pejabat yang mendapatkan promosi, mutasi, dan rotasi terkesan pelaksanaan pelantikan diundur-undur hingga waktu tanpa kepastian, kemudian mendadak ada pelantikan.
Akibatnya, rumor jual beli jabatan dipertegas dengan pelantikan kepala dinas hasil open bidding, hingga penetapan camat dan lurah yang terkesan ada dugaan kubu- kubu dari partai politik.
Pak Iman, kembali lagi dalam orasi politiknya, menyulut rumor itu sebagai praktik yang telah dilakukan oleh pemegang kekuasan di Cilegon saat ini.