"Hal wajib yang harus dihafalkan oleh pengendara sepeda motor di Cilegon seperti saya: LETAK LUBANG DI JALAN RAYA. Semakin Anda hafal, semakin nyaman perjalanan Anda" tulis Ade Ubaidil dalam akun facebooknya.
Ini penulis buku novel "Yuni" bisa saja menyindir. Jika dipikir, apa yang dikatakan Ade Ubaidil sangat tepat menggambarkan kondisi jalan raya di Kota Cilegon dihiasi ribuan lubang.
Saat berkendara, terutama sepeda motor, safety dengan memakai helm saja tidak cukup. Paling penting adalah tidak boleh ngebut jika tidak mau mampus di lubang-lubang jalan.
Akibat jalan berlubang itu tidak sedikit pengendara yang terjatuh dan menyebabkan luka-luka hingga kematian.
Kondisi jalan ajur mukmuk (rusak parah) tidak hanya di Jalan Lingkar Selatan, Jalan Ciwedus, hingga jalan-jalan kampung lainnya yang masih aspal.Â
Kawasan jalan utama seperti jalan nasional kondisinya memprihatinkan. Padahal jalan nasional juga menjadi jalan protokol bagian dari cermin indahnya sebuah kota.
Nyaris jalan protokol dari ujung perbatasan PCI hingga landmark Cilegon kondisinya penuh lubang dan jalan bergelombang efek perbaikan tambal sulam.Â
Belum lagi jalan nasional menuju Pelabuhan Merak dan menuju jalan raya Anyer yang juga kondisinya tak kalah banyak lubang.
Jika pun kondisinya sedikit bagus dan tidak banyak lubang. Contohnya badan jalan yang digunakan untuk balapan liar anak-anak motor di Sukmajaya saat dinihari.
Balik lagi pada persoalan jalan raya yang dihiasi lubang-lubang menganga dan jalan bergelombang efek tambal sulam tersebar di sepanjang jalan raya. Menandakan hidup di Kota Baja ya harus kuat dan keras.