"Lebih baik kami dipulangkan, dideportasi. Kami buat apa? Kami sudah tidak tak ada tujuan. Keluar lorong hotel saja tidak boleh. Dideportasi saja tidak apa-apa yang penting sampai di Indonesia," tutur Praveen.
Ya, Tuhan. Berat rasanya melihat luapan emosi para pebulu tangkis kita. All England adalah turnamen bergengsi dan sudah menjadi tradisi angkat piala di podium. Kini, gara-gara ada kabar penumpang yang satu pesawat dengan tim bulu tangkis Indonesia positif covid-19, harapan menjuara turnamen tertua di dunia itu pun jadi pupus.
Kalah di tengah lapangan setelah menyelesaikan pertandingan lebih terhormat. Berbeda ketika pertandingan putaran pertama turnamen sudah dimenangkan, kemudian ditarik dari keikutsertaan, rasa kecewa dan hancur.
Seperti yang dikatakan Pak Jokowi, langkah cepat harus dilakukan. Paling utama saat ini menyelamatkan mental para atlet dengan cepat memberikan fasilitas kepulangan ke tanah air.
Menanti pulang hingga 10 hari itu perkara panjang. Apalagi harus menjalani aktivitas yang dibatasi oleh tembok kamar hotel saja.
Tahun lalu, pemerintah Indonesia melakukan penjemputan Warga Negara Indonesia di Wuhan, Cina. Kini saatnya Jokowi juga melakukan langkah yang sama untuk menjemput para pejuang olahraga bulu tangkis dari Inggris.
Sudah tidak ada harapan lagi di turnamen All England 2021, langkah cepat terbaik adalah cepat-cepat pulang. Emosi akan lebih membuncah ketika kita melihat hasil akhir turnamen All England 2021. Sejak keberangkatan sudah menargetkan juara, tapi itu semua pupus, bukan kalah di arena pertandingan, tapi digugurkan dengan tidak adil.
Pak Jokowi, tolong pulangkan anak bangsa yang tersakiti di Inggris. Saya mohon.