Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun 2021 Harus Lebih Ganteng

31 Desember 2020   07:47 Diperbarui: 31 Desember 2020   07:52 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah menanyakan resolusi awal tahun kepada si kecil?

Mendengarkan celoteh anak-anak tentang harapan di tahun 2021 terasa unik dan menggemaskan. Silmi (5 tahun) dan adik sepupunya Khotib (4 tahun) begitu ribut mengungkapkan keinginannya.

"Kenapa sih tahunnya ganti, terus ada yang baru lagi?" kata Silmi.

Bermain dengan anak-anak memang harus siap dengan pertanyaan luar biasa. Orang tua yang selalu berpikir logis dan rasional harus bisa menerima apa pun yang dikatakan si kecil. Harus bisa melebur menjadi anak-anak dengan penjelasan yang bisa dipahami.

"Kenapa tahun baru gak seperti lebaran, biar bisa beli baju baru lagi?" Khotib menimpali lagi.

Meski pertanyaan agak ngacoh, sejak dulu saya punya perinsip untuk tidak menjawab dengan kebohongan atau mengada-ngada. Respon anak tidak langsung memahami, namun seiring usia pertumbuhan mereka akan memahami sendiri.

"Tiap tahun ada dua belas bulan, ketika sudah di bulan ke dua belas, maka akan ganti tahun. Dari dua ribu dua puluh menjadi dua ribu dua satu. Terus kalo tiap tahun beli baju baru, nanti pas awal bulan minta beli baju baru lagi...." saya menjawab.

Saat bermain bersama anak-anak, kita bisa berposisi sebagai anak-anak. Saya sudah membiasakan mengajak ngobrol anak-anak dengan hal-hal kecil sesuai dengan dunianya. Diharapkan diskusi kecil ini bisa merangsang perkembangan otak mereka.

Sejak Silmi mulai pandai bicara, rangsangan pertanyaan selalu dimulai dengan kata "apa?, ini apa? ini apa ya?" Si kecil yang sedang belajar bicara maka akan menjawab dengan kosa kata yang sudah dikuasainya.

Kini Silmi jadi lebih cerewet layaknya seperti wartawan saat wawancara narasumber. Setiap akhir pekan ketika Khotib datang ke rumah terjadilah diskusi yang menarik dunia anak-anak. Saya sebagai penonton mereka yang sedang ngobrol sambil bermain pun sulit untuk memahami.

Sampai pada obrolan harapan awal tahun, iseng-iseng saja bertanya kepada dua jagoan saya itu.

"Abang Silmi sama Dek Khotib, pengen apa kalo sudah tahun baru?"

Silmi dan Khotib jadi ribut mengutarakan semua yang diinginkan ketika tahun sudah berganti 2021. Imaginasi anak-anak memang banyak. Silmi ingin punya ikan cupang banyak. Khotib ingin sunat lagi, biar banyak yang ngasih uang untuk beli mainan yang banyak.

"Yang lain dong, Bang. Apa coba?"

Spontan saja Silmi menjawab ingin menjadi "lebih ganteng!"

"Abang kan sudah ganteng?"

"Abang kayanya belum ganteng," jawabnya.

"Kenapa?"

"Papanya gak ganteng, jadi Abang juga gak ganteng?"

Saya garuk-garuk kepala. Khotib malah ketawa kencang, disambut dengan gelak tawa Silmi. Ini ceritanya menyindir saya apa ya?

Jadi begini, Silmi bercerita saat di rumah guru ngaji teman ceweknya ngomong, "Silmi rambutnya jangan gondrong kaya Papanya, nanti gak ganteng."

Ya salam, boca piyik sudah punya standar kegantengan. Baiklah, berhubung yang menilai gadis kecil yang akrab bermain bersama jagoanku, maka ini harus diselesaikan dengan cara perdamaian.

"Emangnya rambut gondrong gak ganteng ya, Bang?"

Silmi menatapku, Khotib juga mengikutiku sambil cengengesan. Kemudian dari mulut kecil itu bertanya lagi, "Ganteng itu seperti apa sih?"

Saya bisa senyum. Kemudian Khotib langsung menjawab, "Ciptaan Allah itu bagus-bagus, gak ada yang jelek. Jadi semuanya ganteng."

Ya ampun, anak-anak ini hebat sekali. "Apa pun yang kita miliki harus disyukuri. Semua yang diciptakan Allah itu semuanya bagus, yang cowok ganteng-ganteng semua, yang cewek cantik-cantik semua."

"Aku pengen lebih ganteng dari Papa," kata Silmi.

"Aku pengen lebih ganteng dari Abang," Khotib lagi-lagi menimpali.

"Iya lebih ganteng, semua cowok pastinya ganteng," saya mencoba menengahi sebelum Abang melawan.

"Kata temenku itu, kalo rambut panjang itu punya cewek. Kalo cowok rambutnya panjang jadinya cantik, gak ganteng," kata Silmi. Gelak tawa disambut Khotib. Jadilah mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal.

Tahun 2021 harus lebih ganteng, tapi potong rambut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun