Kemudian masukan bumbu cabai rawit dan garam. Aduk hingga rata dan tercium bau harumnya. Biar lebih seger, sedikit saya masukan daun bawang.
Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit, nasi goreng sudah matang. Selanjutnya tinggal letakan di atas meja.
"Sayang, nasi gorengnya sudah matang."
Nasi goreng putih resep Emak sudah dihidangkan di atas meja makan. Penyajian tanpa hiasan apa pun. Cuma ada nasi putih sedikit kelabu karena bumbu.
"Baunya harum bawang goreng," kata Istri sambil menahan mual. Weh, jangan sampai muntah mencium aroma masakanku.Â
Mencoba romantis dengan menyuapi seperti awal kehamilan anak pertama. Saat nasi goreng masuk ke dalam mulut istri, disitu rasa deg-degan muncul. Enak gak, ya?
"Udahlah, biar makan sendiri saja," katanya sambil merebut sendok di tanganku.
Istri sangat lahap makan nasi goreng pucat itu. Maklum sejak kemarin tidak mau makan. Alhamdulillah, kini menikmatinya.
"Enak juga. Gak mual. Gak banyak bumbu," ungkapnya. Saya hanya tersenyum saja menghadap wajahnya.
"Mau namba? Masih ada satu piring."
"Tidak usah. Udah kenyang. Abang makan saja."