Seperti tunas kelapa yang memiliki kekuatan tumbuh di mana saja. Begitu juga dengan Basuki Tjahya Purnama yang akrab disapa Ahok, keberadaanya selalu membawa perubahan dilingkungan tempatnya bertugas.
Ahok memiliki magis pemimpin pekerja ulung yang mampu membuat kebijakan bagus. Transparansi akses informasi pengadaan Pertamina menjadi kebijakan teranyar yang membuat para mafia migas semakim ketar-ketir.Â
Pasalnya, Komisaris Utama Pertamina ini memberi kesempatan kepada masyarakat  untuk bisa mengakses laman resmi perseroan di www.pertamina.com. Hal-hal terkait pengadaan Crude, LPG dan BBM termasuk status kapal charter sudah bisa diakses melalui webset milik pertamina.Â
Jadi mengawasi kinerja Pertamina tidak hanya sebatas pada tugas Komisaris Utama saja. Ahok mengajak semua pihak untuk turut melakukan pengawasan.
Transparansi yang digagas Ahok memberi kesempatan kepada masyarakat bahkan sampai mengawasi langsung data impor bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina yang selama ini tertutup.
Kebijakan yang bagus dalam membuka informasi terhadap sistem Pertamina yang selama ini tertutup. Langkah berani Ahok seharusnya bisa disambut baik, mengingat selama ini tidak ada upaya memberantas oknum mafia di sektor minyak dan gas (migas).
Keterlibatan masyarakat bisa langsung melaporkan apabila terdapat keluhan atau pun penemuan yang janggal di tubuh perseroan plat merah itu.
Lalu, kenapa segala kebijakan yang dikeluarkan Ahok masi dihadapkan suara sumbang yang tidak menyukainya?
Bukan Ahok rasanya jika keberadaanya selalu mendapat penolakan. Ketika Menteri BUMN Erick Tohir mengumumkan akan mengangkat Ahok sebagai Komisasris Utama Pertamina pada November 2019 lalu, kontroversi turut mengiringi.
Magis Ahok begitu kuat dalam mengadapi penolakan atas dirinya. Yah, buktinya apa pun yang dilakukan oleh Ahok akan dijawab dengan kinerja yang baik.