Lain hal cerita Dinda, seorang kawan pernah mengalami shooting film di luar negeri. Di tengah proses shooting, ada orang yang protes karena ikut terekam. Atas permintaan orang itu, semua rekaman terpaksa dihapus.
Dari cerita di atas, bisa kita simpulkan bahwa ada orang yang tidak suka dengan bidikan kamera. Apalagi jika yang melakukan aktifitas penggunaan kamera itu bukan orang yang dikenal. Kecurigaan terhadap hasil foto yang bisa disalah gunakan juga bisa jadi alasan.
Saat ini  menggunakan gawai dengan perangkat kamera sudah lumrah dimiliki setiap orang. Siapa pun bisa mengabadikan peristiwa di sekitarnya dengan kamera yang selalu dalam genggaman tangan.
Tidak heran jika jaman sekarang kita bisa melihat foto dan video dalam sebuah pristiwa di media sosial. Entah itu menampilkan sisi baik, unik, keburukan, hingga membuat viral.
Di balik itu semua, rupanya kita lupa tentang privasi orang lain. Pengambilan foto dan video jika diunggah bisa menjadi jejak di media sosial. Jika sudah tersebar akan sulit terhapus. Sementara orang yang menjadi objek foto dan video hanya merasa dirugikan dan berujung malu.
Jangan salahkan orang yang tidak nyaman dengan kamera. Sebaiknya kita juga paham mengambil objek gambar yang tidak melanggar privasi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H