Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Tolak! Pernikahan Dini Juga Punya Alasan Baik

8 Januari 2020   18:12 Diperbarui: 8 Januari 2020   18:29 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pernikahan (dikutip dari project.co.id)

Bisakah kita bersikap bijak memandang nikah muda adalah keputusan terbaik? Tidak menilai dari kajian teori orang lain, tapi setiap orang punya jalan hidupnya sendiri yang tidak bisa diukur dengan keseragaman pengalaman orang lain. Masa depan adalah rahasia Tuhan, menghakimi hanya akan menakut-nakuti sebuah keputusan mulia.

Ini tentang cerita murid saya, sebut saja Putri, sudah lulus dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) di tahun 2019 kemarin. Sejak meninggalkan Madrasah pertengahan tahun lalu, kini Putri datang ke rumah diantar oleh saudaranya. Kaget bukan main ketika Putri menyerahkan sebuah surat undangan berwarna hijau toska.

"Insyallah, akhir bulan ini saya menikah, Pak," katanya malu-malu. Dalam surat undangan tertulis jelas namanya.

Di zaman saat ini, nikah muda masi menjadi pilihan untuk sebagian remaja. Kematangan berfikir dan berkepribadian tentu belum dianggap matang. Namun keputusan menikah muda tentu menjadi pertannyaan yang ingin sekali saya utarakan.

"Kamu sudah yakin?" sangat berat sebenarnya bertanya seperti ini. Mengingat Putri adalah murid yang memiliki kemampuan yang cerdas dalam kajian ilmu agama. Bab Munakahat yang mengulas tentang pernikahan dan keluarga baru sepintasan saja di jenjang MTs.

"Ini sudah keputusan dari Abah. Mungkin ini jalan terbaik," katanya memulai cerita.

Ia kemudian sedikit bercerita. Selepas lulus MTs, Putri memilih kembali ke kampung di Kecamatan Bojonegara,  Kabupaten Serang. Dulu saat masi sekolah, Putri tinggal di Pondok Pesantren Salafi yang masi satu yayasan dengan Madrasah. Kepulangan Putri karena ingin mengurus Ibunya setelah mengalami kecelakaan yang membuat tulang punggungnya bergeser. Butuh seorang anak perempuan untuk membantu mengurus rumah menggantikan pekerjaan ibunya.  

Keberadaan Putri di kampung justru mengundang para pemuda lajang menaruh hati. Putri merasa risi jika setiap kali keluar rumah ada saja lelaki yang menghampirinya. Maka keputusan yang diambil adalah menikah.

"Dulu saya pernah ngomong sama Bapak, setelah Ibu sehat, saya akan kembali untuk meneruskan di Madrasah Aliyah," katanya dengan nada sedikit bergetar.

Keputusan menikah tentu bukan karena kemaunya, tapi permintaan Abah untuk menjaga kehormatan anak gadisnya. Sepulangnya Putri, banyak orang tua yang ingin melamar untuk anak jejakanya. Ini membuat keputusan yang bimbang bagi kehidupan keluarga putri di kampung. Apalagi setelah Ibu yang rutin berobat ke Rumah Sakit membuat perekonomian keluarga semakin sulit.

"Abah memilihkan calon suami terbaik?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun