Mohon tunggu...
Mang Jamal
Mang Jamal Mohon Tunggu... lainnya -

Manusia amatir, tinggal di Bandung, sayang anak, hobi ngakak :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Finnish Lesson

29 November 2013   08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Finnish Lesson

Beberapa waktu lalu saya diundang Kedubes Finlandia Jakarta untuk menghadiri simposium “Finland and Indonesia Lesson”. Acara kerjasama KBRF dengan kemendikbud. Tempatnya di ruang seminar Dikti, gedung biru di jl pintu 1 Senayan. Sebagaimana kita ketahui, (atau tidak kita ketahui, tidak masalah) ada survey sedunia mengenai pendidikan oleh Columbia University Amrik dan  hasilnya menempatkan Finland sebagai negeri dengan pendidikan terbaik di dunia.

Kemendikbud, khususnya dikdasmen, tertarik untuk mempelajari sistem di Finland dan mengadakan kunjungan ke sana. Lalu di Jakarta mengadakan simposium itu dengan mengundang pakar pendidikan Finland. Mayoritas peserta simposium adalah para guru dari berbagai tingkat pendidikan, SD, SMP, SMA perwakilan dari seluruh (kabupaten) Indonesia dan beberapa dosen PT serta tokoh pendidikan.

Salah seorang pembicara adalah Mr Pasi Sahlberg (pasisahlberg.com), penulis buku Finnish Lesson yang konon international best seller. Buku yang kabarnya mengupas pengalaman Finland dalam masalah pendidikannya, yang menjadi juara terbaik sedunia itu.

Sebelum ke masalah inti, Pasi menceritakan bahwa orang Finland itu orang biasa-biasa saja, malah punya tradisi untuk doing something foolish. Pasi  menayangkan beberapa adat foolish orang sana, berupa perlombaan yang menciptakan kelucuan dan tawa: maen sepakbola di lumpur, lalu lomba lari suami/pria sambil menggendong istrinya/pasangannya. Peserta tampak tertawa, juga penonton. Ya persislah seperti lomba 17-an di kita.  Jadi ingat pesan Steve Jobs, Keep hungry, keep foolish! Saya mengartikannya dengan “Laparlah terhadap pengetahuan tapi tetap memelihara sisi manusiawi kita.”  Saya dengar winter di Finland lumayan parah, panjang dan berat. Katanya suhu -10 C itu sudah cukup hangat di musim dingin! Tidak heran kalau mereka punya berbagai tradisi untuk menghangatkan suasana dalam kegembiraan berbagai permainan lucu atau unik. Sementara lomba yang lucu dan unik di 17-an menunjukkan bahwa kita bangsa periang. Coba saja lihat di tv, kebanjiran masih tersenyum. Tersangka korupsi juga masih tersenyum. Acara yg laku di tv ya yang mengundang tawa macam  bukan 4 mata Tukul.

Pasi lalu menjelaskan inti acaranya, bagaimana pendidikan di Finland dibina. Karena waktunya pendek, dia hanya memberi ilustrasi dari salah satu unsur, yaitu dari sisi sumber daya manusia alias guru. Di Finlandia, profesi paling diminati (populer) adalah guru. Tidak ada semacam IKIP, yang ada semacam FKIP (fakultas keguruan dan ilmu kependidikan) di setiap universitas.  Setiap musim tes masuk PT, jurusan yang peminatnya selalu membludak adalah jurusan keguruan dan ilmu pendidikan. Tapi yang diterima selalu dalam jumlah kecil saja karena jurusan keguruan tes masuknya paling berat selain kedokteran. Di sana gaji guru besar, tapi untuk bisa jadi guru, berat dan tidak mudah. Kata Pasi, bukan dipersulit, tapi masalahnya adalah ini soal kualitas masa depan generasi muda bangsanya. Selain berbagai pelatihan tambahan, sejak awal karirnya, guru di Finland harus bergelar master!

Seorang keponakan Pasi ikut tes jurusan keguruan di salah satu universitas dan gagal.  Katanya dia gagal dalam tes wawancara ketika ditanya apa motivasinya memilih jurusan keguruan. Tahun berikutnya  dia ikut tes lagi. Kali ini dia lulus. Waktu ditanya lagi soal motivasi, ponakan Pasi tersebut punya alasannya. Dia menunjuk dadanya. Hati. Bahasa kita mungkin, ya itu,  panggilan jiwa.

Panggilan jiwa ini saya kira ukuran standar untuk menjalani profesi. karena mengerjakan sesuatu atau menjalani suatu profesi  sepenuh cinta.

Finland itu seukuran provinsi di kita dengan populasi sekitar 5,5 juta. Produknya yang populer di kita adalah Nokia. Finland, seperti juga negara nordik lainnya, Swedia, Denmark Norwegia dan Islandia menganut sistem “welfare state” atau negara kesejahteraan. Warga sana dari lahir hingga dikubur tidak usah kuatir.  Salah satu contoh sistemnya adalah sekolah rumah sakit gratis. Siapapun, pns atau petani, kalau sudah masuk masa pensiun, negara akan memberi tunjangan pensiun. Yang nganggur diberi tunjangan, dst. Semua itu didanai dari pajak yang memang tinggi. Angka korupsi nol. Orang desain/arsitektur mengenal Finland sebagai salah satu negara Skandinavia/nordik yang melahirkan desainer/arsitek dunia seperti Alvar Aalto dan yang pindah ke Amrik, Eero Saarinen. Nama  Alvar Aalto itu sekarang dipakai sebagai nama kampus yang dulu bernama University of Industrial Art Helsinki. Saya belum pernah nyasar ke sana,  tapi pernah menulis novel dengan setting kota Tampere, Finlandia, judulnya Rakkaustarina (Grasindo, 2006) .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun