hehe ini pengalaman saya waktu pulang dari belanda januari 2010. bagasi saya, terdiri dari satu koper besar dari bahan kain jaman jadul. lalu tas laptop dan satu tas berisi enam boneka buat oleh-oleh dua cucu mertua. Â beberapa puluh menit sebelum ke pesawat, saya check-in di counter MAS, maskapai penerbangan negeri jiran yang nyewa jalur punya Garuda Schipol-Cengkareng. [caption id="attachment_133783" align="alignnone" width="300" caption="bawaan yg overweight"][/caption] Ketika ditimbang, koper, tas, tas laptop, saya kaget, karena petugas, seorang perempuan bule cantik, bilang bahwa bawaan saya kelebihan berat. waduh. saya panik. lalu saya kembali ke kerumunan kawan-kawan Leiden yang nganter. saya titip tas boneka dan laptop dan kembali ke tempat check-in & timbangan. ternyata masih overweight. panik saya. Â kebayang berada denda yang harus dibayar atau berapa barang harus dikeluarkan. rencana kilat ya, akan mengeluarkan barang dari koper yang tidak terlalu perlu segera dibawa seperti baju dan jeket musim dingin. mau nitip sama teman untuk nanti dikirim lewat pos. mungkin karena koper itu jadul alias sudah tua, pegangannya, ketika saya angkat, tiba-tiba copot. Â panik makin nambah, tentu. Â saya kelabakan membawa koper yang pegangannya copot itu. si petugas cantik itu lalu menatap saya-yang berpakaian kumuh, dengan kepala dibungkus kupluk dan tampang bloon. Â Tak lama kemudian, Â dia bilang bahwa koper saya oke bisa masuk. lalu diberi label dan dimasukkan ke conveyor belt menuju bahasi pesawat. saya kembali ke kerumunan dengan lega. teman-teman leiden pada nanya. "kok bisa lolos?" "Mungkin petugas kasian lihat tampang saya yang patut dikasihani dan penampilan saya yang kumuh...hahaha" [caption id="attachment_133781" align="alignnone" width="300" caption="diantar temen kos Anda Zara"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H