Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Komunikasi Pembelajaran di Era Mutakhir

11 Juni 2023   08:59 Diperbarui: 11 Juni 2023   09:02 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melompat dari fokus pembahasan Ngaji Literasi edisi sebelumnya--yang gayeng mendiskusikan buku bertemakan refleksi-- pada edisi 7 kita berusaha mencecap hiruk-pikuk dunia pendidikan. Tepatnya, buku Guru Penggerak Media Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam karya Mas Feri Fadli menjadi teras satu kamar dari ribuan objek pembahasan yang diwacanakan dalam dunia pendidikan. 

Media komunikasi pembelajaran di era yang serba mutakhir menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap insan yang bertitel pendidik. Utamanya ia mendapuk peran versi terbarukan: Guru Penggerak. Satu identitas baru yang kemudian mendikotomikan kemapanan profesi guru yang telah lama mendarah daging. Meski kemudian identitas itu mulai disanksikan kembali eksistensinya seiring dengan pergantian Kemendikbudristek setelah 5 tahun sekali. 

Statemen yang menggiring pertanyaan: Apakah perbedaan mendasar antara keduanya? Pertanyaan mendasar yang muncul setelah penulis menegaskan bahwa buku ini dirancang sebagai prasyarat untuk mengikuti seleksi program Guru Penggerak. Usaha yang dikehendaki gagal namun karya harus tetap terpublikasi dan apresiasi. Alhasil penulis mengirimkan naskahnya ke penerbit INDOCAMP yang merupakan partner dari penerbit Telaga Ilmu. 

Secara konten, buku Media Komunikasi Pembelajaran berisikan 7 bab. Penguraian bahasan dimulai dari definisi, korelasi antara media komunikasi pembelajaran dan pendidikan agama Islam, tujuan dan fungsi, model dan pendekatan pemilihan media, bentuk tahapan, kriteria pemilihan, dampak sampai dengan bagaimana sikap guru dalam menggunakan media komunikasi pembelajaran. Kompleksitas pembahasan yang kiranya mampu memperkaya; menjadi bekal; memperbaiki kualitas dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Terlebih karakter dan watak peserta didik bervariatif. 

Dalam diskusi, penulis juga menyampaikan bahwa sebaiknya seorang guru juga harus memperhatikan mood peserta didik tatkala hendak memilih media komunikasi. Maka komunikasi yang baik harus dibangun di atas kesepahaman di antara keduanya. Sebab penyampaian materi akan jauh lebih efektif manakala peserta didik mengikuti pembelajaran dengan penuh kesadaran.

Penggunaan media komunikasi pembelajaran tidak seutuhnya sempurna, melainkan memiliki plus minus tersendiri. Sisi positif dari media komunikasi pembelajaran sangat besar dirasakan manfaatnya tatkala tahun lalu pandemi covid-19 melanda. Pembelajaran Jarak Jauh menjadi sangat aktif dan efektif manakala menggunakan media edukatif-sosial yang ada. Misalnya google meet, zoom, google form, WhatsApp, blog, ruang guru dan lain sebagainya. Inovasi-inovasi baru tersebut benar-benar melipat distingsi jarak. 

Ada pun sisi minusnya, penggunaan media komunikasi pembelajaran sangat bergantung pada sistem koneksi internet. Jika sinyal tersendat, ngadat dan bahkan miskin proses pembelajaran akan sangat jauh dari kata efektif dan efisien. Kemungkinan lainnya, penggunaan media komunikasi pembelajaran ini juga akan muspro jika tidak dibarengi oleh kesadaran pelakunya. Bisa saja niat awalnya buka zoom, yang terjadi justru pelakunya malah terjerembab streaming main game online. Gak bahaya ta? Mudahnya timbul rasa bosan dan perih mata adalah dampak lain yang saya kira perlu diperhatikan.

Menariknya, di penghujung perhelatan acara ngaji literasi ketujuh ini kami langsung mempraktekkan sisi minus dari penggunaan media komunikasi. Di mana rekaman video perhelatan ngaji literasi di Instagram raib dimakan nge-lag. Walhasil, dengan sigap moderator harus membuat video bernada apologis. 

Tulungagung, 7 Juni 2023Melompat dari fokus pembahasan Ngaji Literasi edisi sebelumnya--yang gayeng mendiskusikan buku bertemakan refleksi-- pada edisi 7 kita berusaha mencecap hiruk-pikuk dunia pendidikan. Tepatnya, buku Guru Penggerak Media Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam karya Mas Feri Fadli menjadi teras satu kamar dari ribuan objek pembahasan yang diwacanakan dalam dunia pendidikan. 

Media komunikasi pembelajaran di era yang serba mutakhir menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap insan yang bertitel pendidik. Utamanya ia mendapuk peran versi terbarukan: Guru Penggerak. Satu identitas baru yang kemudian mendikotomikan kemapanan profesi guru yang telah lama mendarah daging. Meski kemudian identitas itu mulai disanksikan kembali eksistensinya seiring dengan pergantian Kemendikbudristek setelah 5 tahun sekali. 

Statemen yang menggiring pertanyaan: Apakah perbedaan mendasar antara keduanya? Pertanyaan mendasar yang muncul setelah penulis menegaskan bahwa buku ini dirancang sebagai prasyarat untuk mengikuti seleksi program Guru Penggerak. Usaha yang dikehendaki gagal namun karya harus tetap terpublikasi dan apresiasi. Alhasil penulis mengirimkan naskahnya ke penerbit INDOCAMP yang merupakan partner dari penerbit Telaga Ilmu. 

Secara konten, buku Media Komunikasi Pembelajaran berisikan 7 bab. Penguraian bahasan dimulai dari definisi, korelasi antara media komunikasi pembelajaran dan pendidikan agama Islam, tujuan dan fungsi, model dan pendekatan pemilihan media, bentuk tahapan, kriteria pemilihan, dampak sampai dengan bagaimana sikap guru dalam menggunakan media komunikasi pembelajaran. Kompleksitas pembahasan yang kiranya mampu memperkaya; menjadi bekal; memperbaiki kualitas dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Terlebih karakter dan watak peserta didik bervariatif. 

Dalam diskusi, penulis juga menyampaikan bahwa sebaiknya seorang guru juga harus memperhatikan mood peserta didik tatkala hendak memilih media komunikasi. Maka komunikasi yang baik harus dibangun di atas kesepahaman di antara keduanya. Sebab penyampaian materi akan jauh lebih efektif manakala peserta didik mengikuti pembelajaran dengan penuh kesadaran.

Penggunaan media komunikasi pembelajaran tidak seutuhnya sempurna, melainkan memiliki plus minus tersendiri. Sisi positif dari media komunikasi pembelajaran sangat besar dirasakan manfaatnya tatkala tahun lalu pandemi covid-19 melanda. Pembelajaran Jarak Jauh menjadi sangat aktif dan efektif manakala menggunakan media edukatif-sosial yang ada. Misalnya google meet, zoom, google form, WhatsApp, blog, ruang guru dan lain sebagainya. Inovasi-inovasi baru tersebut benar-benar melipat distingsi jarak. 

Ada pun sisi minusnya, penggunaan media komunikasi pembelajaran sangat bergantung pada sistem koneksi internet. Jika sinyal tersendat, ngadat dan bahkan miskin proses pembelajaran akan sangat jauh dari kata efektif dan efisien. Kemungkinan lainnya, penggunaan media komunikasi pembelajaran ini juga akan muspro jika tidak dibarengi oleh kesadaran pelakunya. Bisa saja niat awalnya buka zoom, yang terjadi justru pelakunya malah terjerembab streaming main game online. Gak bahaya ta? Mudahnya timbul rasa bosan dan perih mata adalah dampak lain yang saya kira perlu diperhatikan.

Menariknya, di penghujung perhelatan acara ngaji literasi ketujuh ini kami langsung mempraktekkan sisi minus dari penggunaan media komunikasi. Di mana rekaman video perhelatan ngaji literasi di Instagram raib dimakan nge-lag. Walhasil, dengan sigap moderator harus membuat video bernada apologis. 

Tulungagung, 7 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun