Di antara dua pelita aku tumbuh
Dipupuk penuh kasih sayang dan cinta yang utuh
Aku pelipur lara hati yang membungkam jiwa-jiwa yang terbelenggu keluh dan peluh
Bagai permata yang tak boleh kotor atau pun luruh
Engkau genggam jemari mungilku di kala tak mampu apa-apa
Bahkan yang menyehatkan dan membesarkan tubuhku lantaran jasa
Merangkak, berjalan hingga ku berlari menuju tempat yang ku suka
Engkau sempurnakan dahaga keingintahuanku yang terus menganga
Engkau sandaran tubuhku yang ringkih dan papa
Lentera hati di saat gundah gulana
Di kala kecil bahkan hingga detik ini engkau tetap madrasatul Ula
Pengetahuan mendasar tentang hidup tertancapkan kuat ke dalam dada
Pun isian kepala
Kelembutan tangan bersambut kehangatan
Menginjak usia ranum akan pengetahuan
Engkau cukupi kebutuhan setiap jenjang pendidikan
Dari usia dini hingga kumenginjakkan kaki di Baitul Qur'an
Tempat terbaik menengguk tetesan ilmu agama dan pengetahuan
Min adzulumati ilannur
Nafas-nafas kebebalan diri mulai gugur
Segenap kebaikan ilmu dan akhlak mulia telah terkucur
Nasehat dan bimbingan dewan asatidz tak pernah mampu diukur
Tak henti-hentinya daku didik dengan ketulusan hati yang lapang
Di saat alfa akan tugas dan tanggung jawab berulangkali aku diingatkan dengan penuh kasih sayang
Meski kambuhan banyak terhidang
Meski ogah dan sikap ngeyel banyak melintang
Min adzulumati ilannur
Enam tahun sudah tangan ini digenggam
Ada pertemuan pun ada perpisahan
Bocah yang dulu datang sesekali ingusan akan diwisuda sebagai tanda kelulusan
Pun perpisahan tinggal terhitung jemari tangan
Namun silaturahim tak mengenal tanda titik
Goresan pengalaman yang terukir dibenak biar menjadi bekal melangkah
Menyusuri lorong-lorong kehidupan antah berantah
Yang entah di mana gerangan si papa ini akan berlabuh
Biduk mana yang harus kukayuh
Pulau nun dekat atau pun jauh
Fabi ayyi aalaaa irobbukuma tukadzibannn
Gunungan syukur kami panjatkan kehadirat Robbul Ijati
Terima kasih daku rapal tak bertepi
Untaian doa terbaik senantiasa terpajat dan mengiringi