Dalam proses dan prakteknya, minta maaf pun tentu memiliki adab tersendiri. Misalnya saja tatkala seseorang meminta maaf hendaknya menggunakan bahasa yang penuh sopan santun, menampilkan rasa empati dan menunjukkan i'tikad yang baik.
Tidak hanya ucapan, meminta maaf tentu juga melibatkan ekspresi wajah yang meyakinkan dan gestur tubuh yang jelas, tegas dan sehat. Meminta maaf sembari membuang wajah; meminta maaf namun ogah berjabat tangan; meminta maaf sembari mengacungkan jari tengah dan tingkah nyeleneh lainnya tentu akan menyakiti hati orang yang bersangkutan, sehingga menimbulkan konflik baru.
Sungguh ketiga contoh yang terakhir tersebut merupakan adab yang tidak baik dalam meminta maaf. Jika demikian upaya meminta maaf yang dilakukan pun saya kira hanya berakhir pada taraf yang sia-sia belaka. Maka merugilah yang menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Â Begitupun juga sia-sia belaka manakala kita meminta maaf namun dengan cara membentak orang yang bersangkutan.
Budaya yang terkadang luput dari perhatian kita selama proses berinteraksi dengan sesama manusia: teman, orang tua, tetangga, dewan asatidz dan khalayak masyarakat salah satu lainnya adalah berterima kasih. Bentuk terima kasih bervariatif, bisa secara verbal maupun tindakan.
Bentuk terima kasih secara verbal misalnya tatkala kita diberi suatu makanan oleh tetangga ataupun teman maka alangkah baiknya mengucapkan kata terima kasih, matur nuwun (baca: bahasa Jawa), hatur nuhun (baca: bahasa Sunda), syukron (baca: bahasa Arab), thank you (baca: bahasa Inggris) serta bentuk kalimat ucapan terima kasih lainnya yang disesuaikan dengan bahasa Ibu.
Lain halnya dengan bentuk terima kasih dalam wujud tindakan. Sebagai analoginya, tatkala seorang tetangga membagikan jajanan cinderamata setelah datang dari luar kota maka alangkah baik kita juga kembali memberikan buah tangan (bingkisan) kepadanya.
Atau mungkin ada kasus lain. Misalnya saja ketika kita sedang tertimpa musibah lantas seorang tetangga dengan senang hati menolong kita. Selain kita mengucapkan terima kasih, di lain hari kemudian kita memiliki rezeki dan bermaksud berbalas budi dengan melakukan hal yang sama. Kita memberikan pertolongan tatkala tetangga sedang kekusahan.
Perwujudan bentuk terima kasih terus-menerus berkembang dan bercabang sesuai dengan kebutuhan, kehendak, situasi dan keadaan. Semua bentuk itu menjalar kuat dalam kehidupan sosial masyarakat di lingkungan hidup sekitar di mana ia tinggal. Tak terkecuali di lingkungan lembaga pendidikan, sekolah.
Budaya baik yang tak kalah pentingnya dalam hiruk-pikuk interaksi sosial adalah minta tolong. Minta tolong umumnya digunakan tatkala seseorang sedang membutuhkan bantuan. Baik itu pertolongan secara langsung dan tidak langsung; secara verbal ataupun tindakan.