Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengokohkan Karakter Siswa melalui Upacara Bendera

4 Maret 2023   22:33 Diperbarui: 4 Maret 2023   22:36 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi: Perhelatan Upacara Bendera dengan jajaran tamu pengawas upacara bendera di sekolah)

Senin (13/2/2023) adalah salah satu hari yang berkesan bagi seluruh sumber daya manusia lembaga yang ada di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Pasalnya pada hari itu kami menghelat upacara bendera dengan dihadiri oleh jajaran tamu istimewa: Koramil Kedungwaru, pengawas sekolah dan perwakilan dari kecamatan Kedungwaru. Sayangnya, perwakilan dari Polsek Kedungwaru berhalangan untuk hadir di hari itu. 

Segala perlengkapan upacara bendera disiapkan. Sound sistem, tiga microphone, satu stand mic, bendera hingga beberapa naskah protokol yang akan dibacakan tatkala upacara dihelat. Sedangkan para peserta telah berbaris sesuai tinggi badan masing-masing. Siswa-siswi yang badan tinggi berdiri paling depan, sedangkan yang pendek berada di barisan paling belakang.

Para petugas upacara bendera Senin ini adalah kelas 6. Sementara pembina upacara diemban oleh perwakilan dari Koramil. Hal itu terjadi setelah melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan jajaran tamu undangan yang hadir. Bahkan tatkala upacara dimulai, salah seorang Pak Tentara sempat meminta map untuk menyimpan teks pidato yang akan disampaikan tatkala sesi amanat upacara.

Sontak hal itu sedikit mengubah rencana awal yang sudah dirancang, karena sebelumnya dewan guru menunjuk Pak Imam yang akan bertugas sebagai pembina upacara. Tentu saja, pergantian pembina upacara bendera itu bukan berarti menggugurkan tugas dan tanggung jawab dari Pak Imam, melainkan hanya soal menggeserkan jadwal saja. Pak Imam akan menjadi pembina upacara bendera di hari Senin selanjutnya.

Sesi upacara bendera yang dihadiri oleh tim pengawas kali ini benar-benar menuntut para petugasnya untuk melakukan masing-masing tugasnya secara serius. Bahkan saking seriusnya, pemandangan tegang terpancar jelas dari wajah para petugas. Tidak hanya petugas bahkan para peserta upacara yang biasanya celometan pun kala itu tampak khidmat. Menghayati setiap proses perhelatan upacara bendera berlangsung. 

Dalam kekhidmatan yang bercampur ketegangan itu perwakilan dari Koramil dan kecamatan Kedungwaru sempat berlalu-lalang untuk mengabadikan momen upacara bendera edisi spesial itu. Dokumentasi itu penting untuk dilakukan sebagai bukti konkrit bahwa tugas telah dilakukan sesuai jadwal dengan sebaik-baiknya. 

Perhelatan upacara bendera pun sampai pada sesi penyampaian amanat. Dalam sesi amanat upacara bendera, Pak tentara yang mewakili Pak Dandim Koramil Kedungwaru menyampaikan beberapa poin penting mengenai esensi dari perhelatan upacara bendera di hari Senin. 

Pertama, beliau menegaskan bahwa kegiatan upacara bendera di setiap sekolah harus dihelat secara rutin. Mengapa demikian? Sebab perhelatan upacara bendera pada hakikatnya adalah jembatan atau salah satu sarana untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme terhadap generasi muda Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemupukan jiwa nasionalisme dan patriotisme bagi para siswa sangatlah penting sebab hakikatnya generasi muda sekarang kelak akan menjadi penerus bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia yang baik tentunya harus memahami, menghormati dan melestarikan identitas jati diri bangsa. Utamanya bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan kaya akan multikultural.

Kedua, melalui upacara bendera sejatinya kita sedang meneladani dan menghormati jasa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Jika dahulu kala nenek moyang kita berjibaku dengan berlumuran darah bahkan hingga berani mengorbankan nyawa; gugur di medan tempur untuk terbebas dari penjajahan kolonialisme Belanda dan sekutunya, maka sekarang kita telah menuai hasil perjuangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun