Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keinginan Kopdar yang Tertunda

24 Oktober 2022   09:13 Diperbarui: 24 Oktober 2022   09:33 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: undangan Kopdar RVL 1 

Kabar gembira datang dari chat Prof. Naim (sapaan akrab) di grup Sahabat Pena Kita Tulungagung--yang kebetulan saya salah anggota di dalamnya--Senin, 03 Oktober 2022. Chat kabar gembira itu berisikan flayer Kopdar Rumah Virus Literasi (RVL) 1 dan undangan workshop penulisan RVL dengan bertajuk Berliterasi Membangun Negeri. 

Dalam flayer dan undangan workshop RVL itu disebutkan bahwa acara akan dihelat selama tiga hari, yakni Jumat-Minggu, 21-23 Oktober 2022. Kebetulan acaranya bertempat di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP), daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya di Jln. Kaliurang Km 6 Sambisari, Gonangcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55823. 

Acara tersebut akan menghadirkan 6 orang pembicara, yakni:

1. Prof. Dr. Nunuk Suryani selaku Plt. Dirjen GTK Kemendikbudristek.

2. Prof. Dr. Ngainun Naim selaku Guru Besar UIN SATU Tulungagung sekaligus penulis produktif.

3. Much. Khoiri selaku Dosen Unesa sekaligus editor dan penulis produktif.

4. Rita Audriyati selaku penulis dan editor.

5. Sri Sugiastuti selaku penulis dan editor.

6. Mukminin selaku Owner Kamila Press dan penulis.

Tiga dari enam orang pembicara tersebut sudah tidak asing lagi bagi saya, sebab beliau bertiga: Prof. Naim, Pak Emcho dan Bu Rita adalah tokoh utama (saya ingin menyebutnya sebagai dalang) di komunitas menulis Sahabat Pena Kita (SPK) Pusat. Kendati demikian, ketidasingan itu hanya berhenti pada level dhoif: sekadar tahu dan kenal, belum akrab secara shahih ataupun hasan utamanya dengan Pak Emcho dan Bu Rita. Sementara dengan Prof. Naim, sudah saya anggap sebagai Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun