Alhamdulillah, Senin (03/10/2022) SDIT Baitul Qur'an Tulungagung telah melakukan sertifikasi Tahfidzul Qur'an juz 29 atas nama ananda Azzam Miqdad. Azzam (sapaan akrab) sendiri adalah salah satu siswa kelas 6 di SDIT Baitul Qur'an.
Proses sertifikasi Tahfidzul Qur'an dilaksanakan di pondok pesantren Ar-Raudhah Botoran Tulungagung. Pondok pesantren yang tumbuh-kembang di bawah asuhan Hj. Robiah Al Adawiyah, Lc. Selain pengasuh pondok pesantren Ar-Raudhah, beliau juga berperan sebagai direktur Tahfidzul Qur'an di LPIT Baitul Qur'an.Â
Dalam pelaksanaannya, ananda Azzam dites seberapa kuat tingkat ingatan, fashohah dan tartil bacaan hafalan Al-Qur'an juz 29. Hj. Robiah menguji seberapa kuat hafalan santri yang bersangkutan dengan cara melanjutkan bacaan, menyebutkan ayat sebelum atau pun sesudahnya, menyebutkan letak dan jumlah ayat sampai dengan mengevaluasi bacaan: ketepatan makhorijul huruf dan tajwidnya.
Setelah selesai, barulah kualitas hafalan Al-Qur'an siswa yang bersangkutan dinilai. Apakah mendapatkan predikat dhoif, hasan, shahih atau mumtaz. Predikat itu diberikan sesuai dengan hasil ujian. Apabila hasil ujiannya masih belum sesuai dan mencapai standarisasi yang telah ditentukan maka hafalan akan terus diperbaiki hingga tersemat predikat mumtaz.
Program sertifikasi Tahfidzul Qur'an ini bertujuan untuk menyeragamkan dan membuat standarisasi mutu bacaan hafalan Al-Qur'an hafidz/hafidzah selaku generasi Qur'ani di lingkungan SDIT Baitul Qur'an. Program sertifikasi Tahfidzul Qur'an ini secara khusus ditujukan kepada seluruh siswa (hafidz/hafidzah) yang telah menyelesaikan sebagian atau seluruh hafalannya.
Dalam sebuah hadits disebutkan syafaat dari menghafal Al-Qur'an:
"Barang siapa membaca dan menghafalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga serta akan memberi syafaat kepada sepuluh orang dari keluarganya yang seharusnya masuk neraka", (H. R. Ibnu Majah).Â
Riwayat hadits lain menyebutkan bahwa: Ditawarkan kepada penghafal Al-Qur'an, "baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan Al-Qur'an ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal", (H. R. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan Al-Albani).
Tidak ketinggalan, proses sertifikasi Tahfidzul Qur'an ini juga didokumentasikan melalui akun media sosial yang dimiliki oleh lembaga. Baik itu melalui live streaming via kanal Instagram atau pun Facebook. Akan tetapi kebetulan kanal media sosial yang kerap digunakan untuk live streaming proses sertifikasi lebih sering menggunakan akun Facebook LPIT Baitul Qur'an.
Dokumentasi melalui kanal media sosial ini penting dilakukan sebagai ajang dakwah bil qodam. Sebab tidak menutup kemungkinan, para viewer yang menyaksikan proses sertifikasi Tahfidzul Qur'an itu akan terketuk hatinya sehingga tercerahkan dan memutuskan diri untuk menjadi seorang hufadz. Fastabiqul Khoirot dan amar makruf nahi mungkar adalah tujuan utama dari program dokumentasi via kanal media sosial, selain branding dan promosi lembaga tentunya.