Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan unggahan bagian 2 sebelumnya yang berjudul, "Kedatangan Hasil Malak itu Secepat Kilat".
***
Tak berselang lama dari chat mas kurir itu datang, lantas saya melayangkan pemberitahuan akan datangnya paket buku milik saya kepada Budhek yang bertempat tinggal di Sumbergempol. "Wa punten, bisi engke aya tukang pos nganterkeun paket buku pesenan Abi, diambil nya Wa. Engke pulang ngelesi ku Abi dicandak. ", Â demikian tukas saya.
Dua puluh sembilan menit kemudian, beliau membalas, "Uhun". Menjelang sore, tepatnya pukul 14.59 WIB beliau kembali memberitahukan lewat chat, "Oni tos aya buku". Tanpa membalas chat itu, saya pun langsung bergegas. Tanpa datangnya chat itu, sebenarnya sedari awal memang saya sudah berniat untuk mampir mengambil buku di rumah Budhek sekalian berangkat menuju TPQ An-Nur.
Sesampainya di rumah Sumbergempol, sontak Budhek langsung menunjukkan di mana paketan milik saya itu diletakkan, hal itu terjadi selepas saya mengucapkan uluk salam kepadanya.
Diambillah paketan berbalut kresek hitam yang tertempel resi pengiriman itu. Ketipisan paket itu, untuk sesaat berhasil membuat saya bingung. Sempat tidak percaya, bahwa itu adalah paket buku untuk saya. Saya mengira itu prank. Dan isi dari paket yang jauh daripada umumnya tebal buku itu hanya berisikan kartu ucapan yang bertuliskan, "mohon maaf Anda kuramg beruntung" atau "coba lagi". Seperti halnya yang kita temukan pada undian berhadiah di produk-produk yang sedang besar-besaran promo itu.
Ekspresi ketidakpercayaan dan kebingungan itu sempat memancing perhatian Budhek, lantas beliau berujar, "Itu benar kan, paketan buku Oni?". "Uhun Wa", jawab saya setelah kembali memastikan kebenaran tujuan yang tercantum pada resi pengiriman itu.
Srek, srek, srek, saya membongkar paketan itu. Senyum tergambarkan jelas di wajah saya, setelah menggenggam buku terbaru Kang Eka Kurniawan yang sangat tipis itu. Meskipun tipis, namun tampilan dari buku itu  bagi saya sangatlah wah.
Bagaimana tidak coba? Baru kali ini saya melihat ada buku yang terwadahi soft cover yang menyerupai amplop. Selanjutnya, saya rogoh buku yang terbenam di dalamnya. Ternyata tidak hanya buku, di sana juga terdapat dua buah pembatas buku. Pertama, pembatas buku yang berisikan wasiat dari sang penulis. Sementara yang kedua, pembatas buku berisikan quote dari Mbah Pramoedya Ananta Toer yang secara khusus dipersembahkan oleh toko Demabuku. "Mungkin itu bonusnya", pikrian saya menerka.
Selaiknya adab yang berlaku daripada penerima derma, saya langsung memotret cover buku itu untuk mengabarkan telah sampainya buku dari Kak Ina. Foto itu saya layangkan lewat chat WhatsApp dengan dibumbui ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Selain itu, sempat sesaat, saya memberitahukan respon keterkejutan saya terkait ketebalan buku "Sumur" dan bonus pembatas buku kepada Kak Ina. Namun, ia yang merupakan pengagum berat karya Kang Eka, berhasil memberi penjelasan yang final dalam menyikapi hal itu.
Menurutnya, memang seri cerpen karya Kang Eka yang sebelumnya juga demikian. Namun bukan berarti karena wujdunya yang tipis, isinya remeh-temeh. Melainkan sebaliknya, di balik ketipisan cerpen itu selalu menyibak tabir penasaran dan petualangan imajinatif setiap orang yang membaca. Bahkan, setelah pembaca selesai mengkhatamkan bukunya dengan sengaja Kang Eka selalu menyelipkan tanda tanya. Seakan-akan, setiap pembaca disuruh kembali membaca buku itu untuk mencerna makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Ah... Kalau begitu, kan jadinya saya tidak bisa menolak seri buku karya Kang Eka Kurniawan yang lainnya. Itu pun berlaku, jika ada orang yang hendak berderma. Saya siap kok menerima pemberian buku gratisan itu dengan senang hati dan tangan terbuka.