Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bakat Terpendam Menjadi Tukang Palak

7 Juli 2021   14:15 Diperbarui: 7 Juli 2021   17:30 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi

Ohya, Kak Ina sendiri adalah perempuan tulen yang lahir di Pandeglang Banten, yang kuliah di salah satu kampus yang ada di Sumatera dan bekerja sebagai supervisor di salah satu PT. Selain itu, ia juga masih menyempatkan bahkan dengan sengaja menceburkan diri untuk menjadi bagian aktif dari KMO (komunitas menulis oline).

Melalui KMO inilah saya dan teman-teman yang lain mulai berkenalan dengannya. Perannya sebagai Penanggungjawab (PJ) kelompok 27 Aksara Rasa menjadikan saya lebih sering chatting dengannya. Tentu isi dari chat itu fokus membahas bagaimana alur pelatihan menulis di KMO berlangsung. Meski terkadang ada sedikit gula yang tak lupa kami larutkan. Setidaknya, melalui chatting itu ada kesan dan pesan khusus yang dapat diambil dari pengalaman yang dishare Kak Ina.

Sebutkan saja semua itu dengan proses pengemongan. Pengemongan dalam rangka saling mengenal satu sama lain di antara setiap anggota kelompok. Setelah saling mengenal, maka sangat dimungkinkan akan tumbuh rasa saling menerima, memahami dan memupuk rasa kekeluargaan. Atas dasar itu pula, saya pikir proses pengemongan ini sangat penting. Anggap saja itu adalah anak tangga untuk sampai pada langkah berikutnya.

Intensitas chatting itu pun terus meningkat seiring tugas yang harus ditunaikan setelah saya ditunjuk sebagai seseorang yang dituakan dalam kelompok 27 Aksara Rasa. Tidak habis pikir, kenapa harus saya? Padahal selain saya, masih banyak anggota kelompok yang lebih tua dan matang dalam hal pengalaman serta wawasan. Akan tetapi, apalah daya, saya tidak bisa menciderai kepercayaan dan amanah yang telah diberikan.

Lantaran intensitas chat dan kepercayaan itu pula terkadang kita saling lempar guyonan yang lumayan menggelitik dan menghibur; entah itu di grup ataupun secara personal. Sudah barang tentu semua itu secara formalitas penting dilakukan untuk membangun keakraban di antara sesama penjabat struktural. Sebab ke mana arah kapal pesiar itu akan mengelana sangat ditentukan visi dan kebulatan tekad yang sama.

Ah, masa iya demikian? Yang jelas tampak dalam sinisme, bukankah itu alibi logis untuk menyembunyikan modus desideratif saya?

Bersambung...

Tulungagung, 7 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun