Enam terbitan mentari sudah kesucian Ramadan terberkati
Lima kali kumandang azan Magrib itu telah usai dinanti-nanti
Tapi penantian itu tak cukup juga untuk bertepi
Di terminal puasa menjelang enam hari
Ya, pekiknya masih panjang untuk kini, nanti dan esok hari
Menyisakan riuh dahaga tubuh nan meliputi
Mengulur kalam kerinduan di relung hati
Pagi, siang, sore hingga lembayung senja berpamit diriÂ
Tak terasa kita mencecap energi yang tak berkesudahan dari ayat-ayat wahyu ilahi
Terus saja demikian, dari hari ke hari melintas azan berkali-kali
Tapi dan tapi,Â