"Kebijaksanaan tak lain adalah kebenaran atas kebaikan-tindakan, perkataan dan keputusan-yang berpijak pada keluasan pemikiran dan kejernihan hati sehingga mencapai satu titik yang disebut keindahan", Dewar Alhafiz.
Penghujung tahun 2020 hingga bulan kedua di tahun 2021 ini intensitas hujan menjadi mudah untuk ditebak. Curah hujan yang tinggi bercampur angin kencang lebih sering terjadi akhir-akhir ini. Setelah saya amati, umumnya hujan itu turun selepas Dzuhur, Ashar ataupun Magrib. Terkadang hujan turun di tengah malam, dini hari atau di pagi hari, akan tetapi mudah dihitung jari kejadiannya.
Tak jauh beda dengan cerita-cerita yang berkumandang sebelumnya, hujan selalu hadir dengan menggandeng tangan beberapa gerombol teman lamanya. Geliat alam yang sedang menunjukkan taringnya; banjir, longsor, abrasi, gelombang pasang dan gempa bumi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 263 bencana sepanjang Januari 2021. Secara keseluruhan bencana alam tersebut terdiri dari gempa bumi 5 kejadian, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 1 kejadian, banjir sebanyak 167 kejadian, tanah longsor sebanyak 42 kejadian, puting beliung terjadi sebanyak 42 kejadian, sementara gelombang pasang dan abrasi terjadi sebanyak 6 kejadian.Â
Data di atas menunjukkan bahwa kejadian alam yang mendominasi adalah bencana banjir, disusul puting beliung dan tanah longsor. Bencana alam ini menimbulkan kerusakan dan mengaharuskan mengungsi hingga menyentuh angka 1.548.173 jiwa, sedangkan korban yang meninggal dunia sebanyak 191 jiwa, 9 orang hilang dan 12.042 jiwa luka-luka.Â
Padahal sebelumnya pemerintah telah menetapkan bahwa mulai tanggal 13 April 2020 penyebaran Covid-19 dinyatakan sebagai bencana non alam, (sumber; bnpb.go.id)
Bencana alam yang terus-menerus terjadi ini sangat relevan dengan pribahasa; sudah jatuh tertiban tangga pula. Belum saja ganasnya pandemi Covid-19 usai menjaili umat manusia namun alam semesta menghujani kita dengan segala persembahan "duka panjangnya" hingga tak henti-hentinya umat manusia mengelus dada.Â
Lembar jejak tahun yang luar biasa. Meski demikian, banjir tetap bencana yang menjadi juara. Jika diibaratkan banjir adalah lagu lama, maka beberapa kota langganan banjir tak lain anak tangga nada, terlanda imbasnya.Â
Utamanya di daerah sekitar Ibu Kota Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) serta daerah-daerah lainnya yang memiliki letak geografis rendah sekaligus memiliki kebobrokan dalam menjaga sanitasi lingkungannya.Â
Begitu pula yang terjadi pada 4 Februari 2021, curah hujan yang lebat sempat memancing timbulnya bencana banjir di daerah Semarang. Kota Semarang yang biasanya terhindar dari air bah yang menggenang kini menjadi buah bibir yang tampil ke permukaan. Bahkan berita duka atas bencana alam itu sempat menjadi topik trending di Twitter. Dilengkapi dengan tampilnya konten "nyeleneh" satu-dua di kanal YouTube.
Anehnya, bencana banjir itu santer tampil bak dua sisi mata koin yang saling memunggungi. Pada satu pihak ada kelompok yang berusaha berempati dengan jamuan kalimat dukanya sekaligus membuka penerimaan donasi.Â