Setelah itu, lantas masih masih saja lancang menodong Tuhan untuk bertanggungjawab (meminta ganjaran pahala) terhadap perbuatan baik kita. Ah, dasar manusia yang senangnya melulu memonopoli. Padahal apalah daya, manusia sekadar hamba yang tak pernah tahu diri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!