Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Umbar Kebaikan Kita

11 Januari 2021   12:35 Diperbarui: 11 Januari 2021   12:51 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada banyak kebaikan yang dapat dikerjakan oleh masing-masing kita. Entah itu kebaikan yang didasarkan dalam wujud pemberian materiil maupun non materiil seperti halnya tindakan tulus yang ditujukan kepada orang lain. 

Selain berwujud, kebaikan juga dapat ditinjau dari motif kenapa seseorang harus melakukan kebaikan itu. Tentu dalam konteks ini ada banyak latar belakang yang menjadi alasan masing-masing orang merasa "harus" melakukan satu tindakan yang disebut sebagai insting untuk berbuat baik.

Insting untuk berbuat baik itu entah memang benar-benar given, bersifat genetik, konstruksi behavior, tradisi ataupun normativitas yang berdasarkan pada doktrin agama dengan mengatasnamakan transaksi surga-neraka. 

Sadar atau tidak, hati nurani masing-masing manusia sebenarnya selalu memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu kebaikan terhadap dirinya ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya. Masalah eksekusi, apakah ia hendak melakukannya dan menuruti keinginan "bisikan" hati nurani itu tergantung kesadarannya. 

Itu pula yang menjadi alasan kenapa seseorang akan merasa tersentuh hati "terenyuh" sehingga harus bersimpati dan berempati terhadap satu posisi yang dialami oleh seseorang. 

Namun yang menjadi masalahnya adalah bagaimana jika seluruh kebaikan yang kita lakukan itu dengan sengaja diumbar di media sosial? Bagaimana jadinya jika seseorang memaksa orang lain untuk melakukan kebaikan atas dasar iming-iming surga? Bagaimana jika orang lain memanfaatkan kebaikan kita? Bagaimana jika ada kasus politisasi agama terhadap kebaikan kita?

Seperti halnya deret slogan yang termuat dalam sepanduk; "Masuk surga itu murah bos", "ayo beli tiket surga di sini', "amal jariyah dulu supaya lancar perjalanan Anda" dan lain sebagainya. Hal itu sering kita temukan di beberapa titik yang dekat dengan renovasi mesjid, pembangunan fasilitas umum dan sarana lainnya.

Selain terdapat oknum yang piawai memanfaatkan kebaikan di antara sesama, pun terlalu banyak alasan kenapa kita tidak boleh mengumbar semua kebaikan yang telah dilakukan sepanjang nafas kehidupan kita. Entah itu berakar pada kecemburuan sosial, larangan agama ataupun dalam upaya menjaga hak prerogatif kita sebagai sesama manusia. 

Sehingga jelas, ada baiknya seluruh perbuatan baik itu kita kendalikan, simpan menjadi rahasia supaya tidak dipandang riya', pamer, ujub dan lain sebagainya. Biarkan kebaikan itu melahirkan kebaikan baru bagi sang penerimanya tanpa harus dituntut menceritakan ulang kejadiannya, disorot media massa ataupun segala wujud kelaliman kita demi mengeruk keuntungan pribadi semata ujung-ujungnya. 

Anehnya, terlalu banyak pencintraan kebaikan itu telanjur lacur di jagat Maya. Bahkan saking banyaknya, kebaikan terhadap orang lain itu menjadi konsep konten terlaris yang kerap diganyang banyak channel acara. Entah itu di dunia petelevisian maupun nangkring terekspos di akun media sosial yang kerap kita buka. Sebagai konten YouTube utamanya.

Namun, apakah dapat dibenarkan mengambinghitamkan kebaikan "belas kasih" demi meraup keuntungan dan popularitas semata-mata? Ibaratnya kita menjual kebaikan guna memperkaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun