Coba saja dibayangkan, seandainya kita sangat gandrung membaca buku akan tetapi tatkala berhenti di lembar tertentu, tidak ada media yang menandakan persis di mana terakhir jeda, mungkin kita akan bingung darimana akan kembali memulainya.
Nah lho... Terlebih lagi tatkala kita membuat jeda dalam membaca buku itu terlalu lama, sudah dapat dipastikan ambyar seketika. Pertanyaan mendasarnya, masa iya kita akan mulai membaca buku itu dari awal kembali?
Jika bukunya tipis si mungkin-mungkin saja untuk diulangi, tapi jika ketebalan buku itu sampai ribuan? Lantas mau bagaimana?
Sampai di sini, mungkin secara pribadi kita sudah mulai memahami betapa pentingnya pembatas buku. Meskipun kecil dan kadang disepelekan, keberadaan pembatas buku ini memiliki peranan penting dalam menopang kelangsungan khatamnya membaca.
Bentuk dari pembatas buku sendiri umumnya persegi panjang. Biasanya pembatas buku ini kerap kali mengambil gambar yang sama dengan cover buku. Bahkan ada juga pembatas buku yang berusaha menyisipkan kutipan langsung dan intisari dari topik pembahasan dalam buku.
Selain bentuk, ada banyak pula jenis-jenis pembatas buku, di antaranya ialah sebagai berikut;
Pertama, menggunakan pembatas buku yang merupakan bawaan dari buku tersebut. Sebagaimana yang telah disinggung di atas, umumnya standar pembatas buku itu disesuaikan dengan warna, desain dan sisipan kalimat yang relevan dengan topik pembahasan dalam buku.
Kedua, menggunakan pulpen atau pensil sebagai pembatas buku. Biasanya ini dilakukan tatkala buku yang bersangkutan memang tidak memberikan pembatasan buku. Sehingga tatkala sedang asyik membaca buku dan terpaksa harus berhenti, maka pulpen atau pensil pun bisa diselipkan menjadi pilihan alternatifnya.Â
Ketiga, menggunakan struk belanja sebagai pembatas buku. Dijadikannya struk belanja sebagai pembatas buku ada tiga kemungkinan; antara memang tidak ada pembatas buku bawaan di dalam buku tersebut, hendak mengingatkan diri pribadi untuk lebih hemat dalam berbelanja atau mungkin benar-benar tidak ada kertas lain yang tersedia di sekitarnya.
Keempat, post it. Maksud post it di sini ialah berusaha berhenti atau jeda membaca tepat di bagian setiap post-post yang ada di dalam buku. Setiap post-post yang ada di dalam buku ini bisa juga diartikan berhenti pada satu topik pembahasan tertentu. Dan itu dijadikan sebagai tanda pembatas.
Kelima, menggunakan under line atau coretan pulpen atau pensil sebagai penanda. Menandai di mana akhir kita membaca juga dapat menggunakan coretan pulpen atau pensil pada halaman yang dimaksud. Tanda under line ini persis seperti kita menemukan istilah atau informasi yang dianggap penting dalam suatu paragraf pada halaman tertentu.