Mohon tunggu...
Manganju Manik
Manganju Manik Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pengabdian di Pelosok Negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

JNE: Mewujudkan Asa dan Kebahagiaan hingga ke Pelosok Negeri

16 Desember 2020   22:51 Diperbarui: 17 Desember 2020   21:04 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Desa Muara Sikabaluan. sumber: BAPPEDA Kab. Kepulauan Mentawai

Asa atau harapan memiliki hubungan yang erat dengan kebahagiaan. Jika asa tersebut dapat tercapai maka kebahagiaan pun datang menghampiri, tetapi jika asa belum dapat tercapai maka kebahagian pasti akan datang menghampiri di lain waktu dengan syarat jangan cepat menyerah dan harus selalu berusaha melakukan yang terbaik.

Di dalam kehidupan ini, setiap orang pasti memiliki banyak asa yang ingin diwujudkan untuk mencapai kebahagiaan, salah satunya adalah pernikahan.

Pernikahan merupakan momen bahagia untuk semua orang. Demikian juga dengan saya dan istri yang menikah setahun yang lalu (16/11/2019). Raut wajah bahagia tampak terpancar dari kami sebagai pengantin, orang tua, keluarga besar, hingga saudara-saudari yang datang menghadiri pesta pernikahan kami di Sei Rampah, Sumatera Utara. Segala doa dan harapan diberikan kepada kami agar menjadi keluarga yang harmonis, berlimpah kebahagiaan dan segera mendapatkan momongan.

Acara Pernikahan selesai, kami kembali ke tempat pengabdian di Desa Muara Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat yang merupakan salah satu daerah tertinggal di Negeri ini.

Tinggal di pelosok negeri tidaklah hal yang mudah, akses transportasi dan komunikasi masih sangat minim di daerah ini. Transportasi laut menjadi transportasi utama untuk bisa sampai di tempat ini.

Dari kota Padang membutuhkan waktu satu malam menggunakan kapal besar dan frekuensi pelayaran kapal besar hanya satu kali dalam seminggu, sementara menggunakan kapal cepat Mentawai Fast ditempuh dengan perjalanan tiga setengah jam tentu dengan harga ongkos yang cukup tinggi dan hanya berlayar dua kali seminggu.

Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan dapat bertambah bahkan keberangkatan kapal dapat ditunda jika sedang terjadi badai. Untuk akses komunikasi di daerah ini sudah terdapat jaringan seluler namun tidak sebagus yang ada di perkotaan dan ada kalanya sinyal seluler tidak ada sama sekali hingga beberapa hari.

Walaupun akses ke daerah tempat tinggal tidak mudah, kami tetap ingin mengabdikan diri sebagai guru di Bumi Sikerei, Tanah Mentawai.  Disini kami menjalani keseharian rumah tangga dengan cinta dan kasih sayang.

Namun, kami merasakan kebahagiaan yang belum lengkap di tengah - tengah keluarga kecil kami ini, yaitu kehadiran anak yang kami nanti-nantikan setelah hampir satu tahun menjalani rumah tangga. Kadang hati ini sedih, gundah gulana di masa penantian ini, tetapi dukungan dari keluarga dan saudara/i serta doa menguatkan kami untuk selalu berpengharapan.

Dalam melengkapi penantian kami akan kehadiran buah hati, selain doa yang senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan, kami juga berusaha dengan menjalankan program hamil (promil). Promil yang kami jalankan salah satunya dengan menkonsumsi suplemen persiapan kehamilan seperti Obat-obatan dan susu yang dibeli dari luar kota bahkan luar provinsi secara online dikarenakan ketersediaan barang yang sangat terbatas di daerah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun