Mohon tunggu...
Manganju Luhut Tambunan
Manganju Luhut Tambunan Mohon Tunggu... -

Mari kembali belajar.\r\nBelajar menjadi manusia seutuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Potret Kita, Sebuah Refleksi?

23 Maret 2011   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

· Namaku Adi, aku lahir ditengah keluarga yang tak pernah mengenal betapa pentingnya sekolah, di sebuah desa terpencil dan tertinggal di pedalaman Jawa Tengah. Latar belakang ini membuatku jadi sangat pendiam. Masa kecilku yang terbungkus kemiskinan ini membuatku menjadi seorang pendendam, dendam akan kemiskinan. Tapi Aku cukup beruntung, otakku lumayan encer dan akupun sangat rajin belajar. Aku tak pernah gagal jadi juara kelas. Hingga dengan beasiswa yang selalu kudapat, aku kuliah di salah satu jurusan keren di ITB, tekadku sudah bulat aku harus bekerja di sebuah perusahan multi nasional. Ya tentu saja agar bisa kaya cepat, karena gajinya diatas 5 juta perbulan. Tujuanku satu dan tekadku bulat, aku harus lulus 3,5 tahun dan aku harus secepatnya bekerja dan sebagian penghasilanku nantinya akan kukirim keibuku yang telah lama miskin, agar mereka berhenti mencela keluarga kami. Hal lain..... Aku tak peduli, walau mereka bilang aku apatis, tapi apakah aku dan tujuan hidupku salah...?

***********

· Gustav... begitulah teman-teman memanggilku, bapakku kaya raya. Mobilku versi tebaru, wajahku imut dan gaul, tentu saja cewekku bertebaran dimana-mana. Terlebih otakku juga lumayan encer, aku kuliah di salah satu jurusan elit di ITB. Jelas ini kelebihanku dibandingkan cowok gaul kebanyakan (cowo gaul tapi intelek). Sebenarnya aku ini malas belajar, karena kalau kupikir apasih yang harus dicari lagi dalam hidup ini. Aku kuliah, ya karena prestise keluarga saja. Jawaban gampangnya ya agar nyokap bisa sombong saat arisan dan tentu saja untuk memenuhi nostalgia bokap, karena ia kuliah di sini dulu. Hingga aku kuliah di Bandung, ya agar bisa diluar kontrol mami, agar aku bisa ke ‘fame' tiap malam, sedikit minum dan pergi ke surga dengan pacarku yang di UNP##, hahaha. Soal IP, itu bukan masalah untukku, toh dengan koneksi bokap aku tinggal memilih tempat dan jabatan terbaik. Tujuanku sudah jelas "hidup adalah kesenangan", F### with the other.

************

· Ohh yahh... kenalkan, Sinta namaku. Saat ini aku ada kegiatan di kampus, menjadi panitia salah satu acara kegiatan mahasiswa yang harus direalisasikan minggu depan. Karena seringnya terlibat di acara-acara mahasiswa hingga aku dikenal banyak orang. Kalau bisa bicara terus terang, aku sendiri malas mengikuti acara-acara begituan, rapatlah, latihanlah, begini-begonolah.. capek, pusing, menghabiskan banyak waktu, tenaga dan terkadang aku sendiri masih bingung pada acara yang akan dilakukan. Ditambah lagi dengan jabatan yang kupegang di salah satu organisasi mahasiswa di ITB. Hanya saja kenapa aku melakukan itu semua, selain ingin eksis, ada satu hal yang terpenting yaitu "Memoles Curiculum Vitae" semata, agar ntar lebih mudah dapat kerja seperti yang dikatakan seniorku, penyebab yang lain tidak ada. Yah tentunya teman-temanku tidak ada yang tahu. Hahaha...

***********

· Namaku Halim, kuliahku disebuah jurusan di ITB. Wajahku mungkin tidak begitu tampan, tapi aku seorang yang sangat ramah. Teman-temanku kagum dengan perangaiku yang sangat santun. Atau karena basa-basiku yang suka menyebar senyum kemana-mana. Bagiku hidup hanyalah satu ‘stasion antara' yang akan menjadi timbangan kemana kita di ruang keabadian nantinya. Moral adalah rule mutlak agar hidup manusia bisa mendapati kedamaian yang hakiki. Tapi...sst... ini rahasia...terus terang aku punya satu aib yang disebabkan kelamnya masa laluku. Keluargaku broken-home karena kasus selingkuh ibuku, hingga aku tidak pernah menyukai perempuan. Aku lebih dekat dengan ayahku, akhirnya.... Aku lebih menyukai seorang pria. Aku benci keadaan ini, tapi dorongan ini sering muncul tiba-tiba dari dalam. Tapi sekarang ia selalu berhasil ku redam didalam. Tapi aku tahu pasti ia akan meledak suatu saat nanti.

***********

·"Ayo mari bergerak teman!" seru Anto kepadaku sebulan yang lalu saat aku sedang curhat kepadanya tentang kampus kita yang semakin lama semakin sepi ini. Anto adalah figur seorang aktivis sejati, dandanannya yang ekstrem, jarang kuliah, suka begadang dan tentu saja teman dan kenalan yang tak terhitung banyaknya. Ia kuliah di sebuah jurusan sangar di ITB. Tapi terus terang aku tahu pasti siapa dia, karena sejak ia di kampus ini ia adalah teman baikku. Aku tahu persis bagaimana ia di patron oleh salah seorang alumni ITB yang menjadi salah seorang pengurus partai besar di DPR pusat. Ia sering bercerita atau bahkan mengajakku untuk menemui ‘ABANG' itu. Aku tahu persis bagaimana ia di bayar untuk demo, bagaimana isi kepalanya yang selalu dicekokin oleh ‘ABANG' hingga ia hanya menjadi robot, sang demonstran professional sejati. Tapi yang jelas tidak ada seorangpun yang tahu dikampus ini. Dan orang-orang tetap mengenalnya sebagai seorang mahasiswa idealis ekstrem sejati.

***********

13008509021359263576
13008509021359263576

2011: kedok SINTA terbongkar dan tersisihkan dari pergaulan, hingga akhirnya ia sadar diri dan insaf.

2012: ADI masuk rumah sakit jiwa karena stress.

2013: GUSTAV gantung diri karena di tingggal pacarnya.

2020: HALIM divonis 9 tahun karena memperkosa 4 orang muridnya.

: Pemberontakan merebak di banyak wilayah di Indonesia menuntut merdeka

2035: ANTO digantung, karena korupsi 200 Milyar ketika ia menjadi salah seorang menteri.

2038: Pemberontakan meluas hingga menjadi perang saudara (jutaan warga sipil tewas) 2040: PBB turun tangan mengatasi perang saudara di Indonesia 2043: Hasil sidang PBB yang melibatkan komponen yang bertikai menghasilkan kesepakatan yaitu ..........

INDONESIA BUBAR

********

Ketika pendidikan hanya menjadi alat pencapaian obsesi manusia

Bukan menjadi pembebasan manusia itu sendiri

Ketika pendidikan hanya jadi pembungkus tubuh yang hipokrit

Bukan justru membuka selubung kehipokritan itu sendiri

Maka............... .. Selamat malam ..

" Ag Rolan M, disensor oleh manganju luhut"

--cerita ini hanya fiksi dan karangan semata, jika toh ada kesamaan maka itu benar-benar kebangetan~

pro humaniora

[caption id="attachment_96854" align="alignleft" width="108" caption="topeng"]

13008510751793338802
13008510751793338802
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun