Mohon tunggu...
Mangahit Winda
Mangahit Winda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nim 2217041150

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini tentang Indonesia Harmoni dari Perspektif Generasi Milenial

30 Desember 2022   00:28 Diperbarui: 30 Desember 2022   00:30 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Mangahit Winda Arta
NIM: 2217041150
Prodi: S1 Manajemen
Tugas : Essai Tri Hita Karana

Indonesia Harmonis dari Perspektif Generasi Milenial Indonesia

Indonesia merupakan bangsa yang kaya, Negara kita ini memiliki berbagai keaneka ragaman masyarakat mulai dari agama yang bermacam- macam antara lain yaitu Kristen Protestan, Hindu, Khatolik, Islam, Buddha, Konghucu. Indonesia kita juga memiliki 1.340 suku, dan memiliki 718 bahasa daerah. Indonesia harmonis, harmonis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu sebuah istilah yang merujuk pada kata harmoni dan mempunyai arti serta makna selaras atau serasi. Jadi Indonesia harmonis adalah negara yang memiliki banyak perbedaan suku, bahasa, agama, dan ras tetapi Indonesia senantiasa dapat menjunjung tinggi rasa selaras/ serasi  diantara banyaknya perbedaan. Indonesia juga memiliki motto atau semboyan yang berbuyi Bhinneka Tunggal Ika  yang artinya berbeda- beda tetapi tetap satu jua. Kita sebagai generasi milenial harus bisa menjaga keutuhan perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita agar tidak ada budaya yang hilang. Generasi milenial adalah generasi yang memiliki karakter yaitu generasi yang kreatif di era gempuran teknologi yang canggih ini atau bisa disebut dengan generasi yang bersifat modern. Dimasa sekarang generasi milenial memiliki peran sebagai "Agent of Change" dalam mempertahankan kearifan budaya lokal di berbagai wilayah di Indonesia. Generasi muda dapat diharapkan memberikan sebuah perubahan dalam mempertahankan kearifan lokal agar tidak dicuri oleh negara lain. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai generasi milenial yaitu bisa menghargai setiap perbedaan yang ada, mensuport kegiatan yang positif yang ada dikalangan masyarakat, mampu bertoleransi terhadap perbedaan dan tidak rasis terhadap sesama, mampu mengikuti alur transformasi sistem pembelajaran yang masih suka berubah ubah, yang terakhir naumun tak kalah penting yaitu hidup berlandaskan Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana berasal dari bahasa sansekerta, yaitu tri artinya tiga, hita artinya bahagia, karana artinya penyebab. Jadi Tri Hita Karana ialah tiga penyebab terciptanya kebahagiaan hidup manusia yang bersumber dari hubungan harmoni dengan Tuhan, antar sesama, dan dengan alam. Inti dari kebahagiaan adalah hamoni. Harmoni terbagi menjadi tiga yaitu teologis (parhyangan), sosial (pawongan), ekologi (palemahan). Indikator Parhyangan yaitu menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Indikator ini bisa dengan taat beribadah, tidak mengganggu orang lain saat beribadah, mengakui segala yang ada yang diciptakan oleh Tuhan, bersikap welas asih pada semua makhluk sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Indikator pawongan yaitu menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama. Indikator ini bisa dilakukan dengan menunjukan sikap sopan dan santun dalam berbicara dan berperilaku, mampu menjalin komunikasi yang baik atau kondusif serta humanis dengan orang lain, melaksanakan kewajiban sesuai kedudukan masing masing, bersikap demokratis, bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan, mampu menunjukkan empati dan simpati terhadap sesama, menunjukan sikap toleransi. Sedangkan indikator palemahan yaitu menjaga hubungan harmonis dengan alam. Indikator ini bisa diterapkan atau dilakukan dengan cara menerapkan hidup bersih, menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan alam, melalukan kegiatan yang menunjukan bahwa kita peduli terhadap alam, memanfaatkan alam dengan sebaik mungkin dan sebijak mungkin, mengembangkan keingintahuan terhadap fenomena dan hakekat alam. 

Selain indikator tersebut, kebahagiaan dapat berbasis 5W dan 6Sa. Standar minimum kesejahteraan ada di 5W yaitu ada wareg yang artinya wareg artinya makanan, jadi setiap orang butuh makanan untuk bertahan hidup, di zaman yang sudah canggih ini banyak cara untuk kita bisa mencari makanan seperti dari aplikasi gojek atau grab atau shopee yang sudah ada fitur gofood, grab food, maupun shopeefood. Yang kedua adalah wastra yang artinya pakaian, setiap orang butuh pakaian yang layak, sekarang juga tak perlu keluar untuk mendapatkan pakaian, bisa melalui aplikasi. Yang ketiga ada wisma yang artinya tempat tinggal, setiap orang butuh tempat tinggal yang nyaman bagi mereka untuk hidup serta berlindung dari cuaca panas dan hujan. Yang keempat ada waras. Waras ialah kejiwaan, untuk hidup yang sejahtera kita harus memiliki kesehatan jiwa yang baik. Yang kelima ada waskita dalam KBBI waskita adalah tajam pengelihatan jadi menurut saya waskita adalah kewaspadaan, untuk hidup yang sejahtera kita harus waspada terhadap apapun yang mengancam hidup kita. Prinsip 6Sa terdiri dari Sabutuhne yaitu sesuai dengan kebutuhan utama alias kebutuhan primer dahulu yang harus dipenuhi untuk menciptakan hidup yang sejahtera. Prinsip yang kedua yaitu Saperlune yang artinya seperlunya untuk memenuhi kehidupan jangan berlebihan. Prinsip yang ketiga adalah prinsip sacukupne yang artinya sacukupne untuk memenuhi kebutuhan jangan berlebihan. Prinsip yang keempat ada sabenerne yaitu mengikuti aturan, untuk hidup yang sejahtera kita harus menaati aturan jangan semena- mena. Prinsip yang kelima yaitu ada Samestine yang artinya mendapatkan sesuatu dengan benar jangan dengan cara yang salah. Dan prinsip yang terakhir yaitu Sapakene yang memiliki arti sepantasnya atau senyamannya atau memakai apapun dengan pantas atau wajar serta nyaman. 

Dalam menerapkan hidup yang sejahtera kita juga harus memahami arti dari tiga pilar kebahagiaan. Pilar yang pertama yaitu having a good family life atau mempunyai kehidupan keluarga yang baik. Karena keluarga adalah salah satu bagian terpenting dalam menentukan kebahagiaan kehidupan. Modalnya adalah keluarga yang rukun, tidak bertengkar, baik dan damai. Yang kedua adalah having a good job atau memiliki pekerjaan yang bagus. Suasana kerja yang kondusif menciptakan hidup yang sejahtera, tanpa bekerja kita tidak bisa bertahan hidup. Pilar yang ketiga yaitu having a good friend and community atau memiliki teman dan komunitas yang baik, seperti memilih teman dan pergaulan yang dapat mendatangkan kebahagiaan, namun jika salah memilih teman dan pergaulan akan terjerumus dalam penderitaan. 

Dengan adanya ajaran Tri Hita Karana dan menerapinya kita bisa hidup sejahtera serta menjaga keharmonisan. Karena bangsa kita ini bangsa yang kaya, baik adanya jika kita sebagai generasi milenial ikut menjaga dan melestarikan apa yang ada pada negara kita ini. Karena negara ini juga butuh generasi milenial untuk membantu melestarikan atau memperkenalkan budaya kita dengan memanfaatkan teknologi yang ada seperti memposting lewat social media, aktif dalam kegiatan kebudayaan, membantu mencegah agar tidak diakui oleh negara lain, mengenal seni dan lagu daerah, menjadikan budaya sebagai prioritas diri kita masing masing, bekerja sama dengan beberapa pihak untuk menebarkan kebudayaan yang kita miliki. Berani memerkenalkan ke luar negri atau ke berbagai negara (mancanegara) barang barang kesenian, menerima dan menghormati antar budaya agar bisa berkolaborasi sehingga bisa menjadi satu kesatuan yang unik. Yang terakhir adalah mengajarkan kebudayaan kepada generasi penerus agar kebudayaan tidak akan hilang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun