Sejauh ini saya merasa biasa-biasa saja dan masa bodoh terhadap sepak terjang dengan yang disebut Relawan Teman Ahok. Saya tidak peduli Teman Ahok mau dapat KTP sejuta kek dua juta kek. Barangkali seya memang termasuk orang yang masabodoh-an, ya sebodo amat lah apapun kata orang.
Tapi pagi tadi saya merasa terusik dengan teman Ahok; saya dibuat sebel sama teman Ahok. Gara-gara teman Ahok saya kehilangan moment goal cepat Gonzalo Higuain yang membuat Argentina unggul 1- 0 dalam waktu yang cukup singkat.
Ketika Messi sedang menggiring bola yang terus di-assist ke Higuain yang pada akhirnya menjadi goal di menit ke 8 saat itu lah konsentrasi saya terpecah. Berbarengan dengan aksi Messi dan Higuain itu muncul running text di layar.
Saat itu entah kenapa saya kehilangan kemasabodoan saya lantaran running text tersebut; saya betul-betul merasa terganggu dengan text yang 3 kali berurutan tersebut. Pertama bilang atau kalau tidak salah tertulis “Teman Ahok mengaku dapat dana dari jualan souvenir dan sumbangan perorangan” berikutnya “Teman Ahok bantah mendapat dana 30 milyar dari pengembang Reklamasi Teluk Jakarta” dan berikutnya lagi bilang ”Teman Ahok merasa ada yang berusaha memisahkan Teman Ahok dengan Ahok”.
Pada akhirnya saya tidak peduli dengan running text tentang teman Ahok yang terus ditayang tersebut setelah Higuain kembali mencetak goal. Walau tidak sedikit yang terus mempertanyakan sumber dana Teman Ahok. Lha siangnya RCTI menayangkan text yang berisi DPR mempertanyakan sumber dana Teman Ahok.
Text kedua “Teman Ahok bantah mendapat dana 30 milyar dari pengembang” saya boleh tidak peduli dan bersikap masa bodoh tapi kan tidak sedikit yang penasaran jangan-jangan benar Teman Ahok dapat dana dari Pengembang?. Teman Ahok mesti terbuka begitu kata mereka.
”Teman Ahok merasa ada yang berusaha memisahkan Teman Ahok dengan Ahok”. Itu text ketiga yang ditayangkan Kompas TV yang berbarengan dengan pertandingan antara ArgentinaVS Venezuela yang pada akhirnya dimenangkan Argentina dengan skor akhir 4-1.
Saya betul tidak peduli, masa bodoh kalau ternyata betul ada yang berusaha memisahkan Teman Ahok dari Ahok. Saya juga tidak peduli seandainya ternyata Ahok sendiri yang memang mau memisahkan diri dari Teman Ahok lantaran dukungan Partai dianggap sudah cukup memadai dengan menyusulnya Partai Golkar yang juga mendukung. Atau issue itu cuma bisa-bisanya Teman Ahok saja?.
Sebenarnya dalam urusan running text tidak bisa kita sepenuhnya menyalahkan obyek pemberitaan dalam hal ini Teman Ahok. Ini adalah rasanya bisa-bisanya redaktur dalam hal ini redaktur pemberitaan Kompas TV. Tapi sebagai pemirsa kita bisa apa?.
Kalau tidak suka atau tidak mau melihat siaran atau apa yang ditayangkang TV sebenarnya mudah saja tinggal mainkan remote control ganti chanel habis perkara.
Kita tahu hari-hari terakhir ini Kompas TV sedang memanjakan pemirsanya dengan menayangkan Centenario Copa America. Dan masalahnya lagi pagi tadi Kompas TV sedang menayangkan pertandingan sepak bola, Argentina pula sang calon Juara mana tega mencet-mencet remot control buat pindah chanel.