[caption caption="koruptor keluyuran/mang kani"][/caption]
Dari sebab foto selfie maka terkuaklah kembali prilaku konyol Gayus Tambunan keluyuran di luar Lapas, tamasya hingga singgah makan-makan di satu restoran di Jakarta Selatan. setelah dulu pernah bikin heboh melakukan hal yang serupa bahkan sampai keluyuran ke luar negri. Dan dari sebab foto selfie itu kembali juga terkuak prilaku konyal abdi Negara. Maaf saya tidak punya bahasa lain selain kata “Konyol” dari prilaku Gayus dan petugas Lapas yang bikin geregetan tersebut. Buntut dari foto selfie itu kini Gayus harus boyongan dari Lapas Sukamiskin ke Lapas Gunung Sindur, belakangan dengan beredarnya foto Gayus sedang nyopir khabarnya Gayus akan dikirim ke Lapas Nusakambangan.
Berfoto selfie bukan cuma bikin senang hati yang berfoto. Dari foto selfie dua orang perempuan bersama Gayus kemarin di sebuah restoran ternyata juga ada bermanfaat buat orang lain dan dampaknya kita lihat begitu luar biasa. Manfaatnya, ya itu terkuaknya prilaku konyol seorang terpidana Koruptor dan konyolnya petugas pengawal Lapas. Bagaimana mereka mempertontonkan begitu leluasanya mengobok-obok hukum di negri kita tercinta.
Tentang foto selfie. Masih belum terlalu lama untuk kita mengingat tentang pak haji yang berfoto selfie dengan latar kren pembawa celaka di Masjidil Haram. Maka ramailah orang menghujat pak haji, beliau mungkin sekarang sudah kembali ke tanah air atau barangkali masih di kota Madinah. Semoga beliau mendapat haji mabrur.
Pak haji betul-betul apes, dari foto selfie itu pak haji menuai banyak hujat dan cibir. Ada dikatakan orang pak haji kurang empati kepada korban kren maut itu. Padahal kita tidak ada hak untuk menjadi hakim dan menjatuhkan sembarang vonis apa ada dibalik hati seseorang. Saya haqul yaqin tidak mungkin pak haji tida ada rasa empati terhadap saudara-saudaranya yang menjadi korban kren maut tersebut. Boleh mari kita tanya bersama. Makanya saya amat prihatin dengan hujatan-hujatan yang amat memfonis tersebut.
Saya pernah turut ke acara pemakaman seorang jamaah yang wafat dan saya saksikan beberapa karabatnya ada yang membuat foto, betul bukan berfoto selfi tapi kan esensinya sama membuat dokumentasi. Dalam hal ini apa boleh kita katakan bahwa para karabat si mayit yang membuat foto itu tidak ada rasa sedih dan duka ditinggal mati?. Tentu tidak kan.
Membuat foto termasuk juga berfoto selfie esensinya adalah membuat dokumentasi dengan bermacam sebab dan alasan. Hal yang wajar.
Namun gemar berfoto selfi menurut sejumlah pakar psikologi menunjukan ada gejala gangguan mental yang cukup menghawatirkan yang bisa menimbulkan inflikasi buruk dalam kehidupan yang bersangkutan. Tapi wahai para pakar kalau sesekali ber-selfie boleh-boleh aja dong.
Makanya buat jamaah Haji atau Umrah yang mau berfoto, silahkan berfoto saja dimana mau tentu saja ditempat-tempat yang tidak ada larangan berfoto disitu.
Dan buat yang sudah berfoto selfie dengan Gayus Tambunan, bukan memvonis tapi dari kelayakan sosial tampaknya anda sudah keliru berteman, tapi saya menangkap ada pesan dari relung hati anda yang paling dalam yang tidak bisa anda katan lewat lidah dan tulisan.
Dan kita semuanya sudah melihat kiranya apa pesannya. Gayus Tambunan keluyuran tuh….heheh…
.
siang