[caption id="attachment_139752" align="aligncenter" width="640" caption="pak rosyid, mas Rudy diantara boss (ahmad saukani)"][/caption]
Ini catatan pagi kemarin, sebelum menyebar kelapangan seperti biasa duduk ngobrol ngalor-ngidul . yang hoby nge-game sibuk dengan komputernya. Seperti Mohammed Abid pria tambun yang bobotnya hampir 1 kwintal teman kami yang berasal dari Palestina begitu duduk langsung sibuk dengan mainannyaal-angkabut, itu lho spider solitaire. Sementara pak Taslim pria keren asal Gunung Putri, Bogor, sibuk main bilyard alias bola sodok.
Ada yang tadarusan macam di Mushola. Hasan teman kami dari Sudan ini memang rajin tadarusan bukan cuma di bulan ramadhan. Begitu sampai di kantor langsung ambil Al-Qur’an khusu dipojokan.
Ditengah kesibukan kami ngobrol dan gim-giman, sementara Boss belum belum datang. Tiba-tiba muncul Ibrahim dari seksi sebelah membawa khabar gembira, ngajak sarapan bersama.”Ayo semua kita sarapan”. Tentu saja kami sambut dengan tangan terbuka, walaupun di rumah saya sudah sarapan.
[caption id="attachment_139754" align="aligncenter" width="440" caption="m.abid, masih ngantuk (ahmad saukani)"][/caption]
Dua meja yang biasa dipakai metting sudah melimpah ruah dengan penganan sarapan khas Arab. Ada ariqah, kurma yang digiling halus dicampur roti yang juga digiling ditambah krim dan keju. Ada ma’sub, ful, qulabah, keju dan halawah, kacang yang digiling halus dicampur gula, manis dan gurih. Masih ada yogurt krim, roti dan banyak lagi. Untuk minumnya ada macam-macam juice buah kemasan. Sarapan ini biasanya akan ditutup dengan minum syai atawa teh Arab. Yunus anak muda bengal asal Bangladesh sedang mempersiapkannya.
Cara makan orang Arab biasanya lesehan, duduk melingkar mengelilingi hidangan. Tapi ruang metting yang terbatas tidak memungkinkan, jadilah kami makan gaya standing party, semua kursi disingkirkan kami makan dengan berdiri. Lebih dua puluh orang kami berdesakan, sarapan dadakan.
“Duduk sama rendah berdiri sama tinggi”. Di Arab sini sungguh kami merasakannya. Boss kami tidak kelihatan canggung berbaur berdesakan makan bersama kami kuli lapangan. Hal yang sulit bisa kita temukan di tanah air.
Sarapan pagi ini rupanya acara anak-anak muda pegawai rekanan STC. Anak-anak muda Saudi ini sedang mengikuti tahapan testing yang diadakan STC dalam rangka perekrutan tenaga baru khusus untuk tenaga lokal. Mereka tentu sangat berharap bisa diangkat sebagai pegawai tetap STC.
STC (Saudi telecom company) termasuk perusahaan yang diangan-angankan anak muda Saudi setelah Aramco (perusahaan minyak Saudi). Saudi Telecom Co, perusahaan yangbergerak dibidang telekomunikasi milik pemerintah Saudi ini termasuk perusahaan Kelas Dunia yang ekspansinya sampai ke Indonesia. Axis salah satu perusahaan Operator Seluler di Indonesia sebagian besar sahamnya dimiliki STC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H