Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Proyek Kereta Api Cepat Jokowi Memaksakan Diri

24 Januari 2016   08:33 Diperbarui: 24 Januari 2016   11:35 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tiga hari kemarin [Kamis, 21/01,2016] Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya Proyek Besar Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, proyek itu direncanakan akan selesai dan beroperasi pada akhir tahun 2018. Seperti biasa apapun hal di Indonesia selalu menjadi bahan perdebatan, begitu pula proyek tersebut ramai digunjing masyarakat dan jadi bahan perdebatan ada yang pro ada yang kontra. Pak Jonan sendiri sebagai Mentri yang bertanggung jawab urusan perkeretaapian sepertinya tidak terlalu dilibatkan. Seperti kita tahu Jonan termasuk yang kurang setuju dengan dibangunnya Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung walau akhirnya menandatangani juga izin trasenya.

Mereka yang tidak setuju menjembreng begitu banyak negatifnya apabila proyek tersebut tetap dilaksanakan. Sebagian orang bilang Jokowi terlalu memaksakan proyek tersebut dan saya termasuk yang menganggap Jokowi memang memaksakan diri meresmikan proyek Kereta Api yang katanya cepat tersebut.

Banyak hal negatif dibeber termasuk diantaranya izin Amdal yang belum siap. Mereka juga mengatakan Indonesia belum memerlukan kereta cepat apalagi kalau cuma sampai Bandung kalau mau dipaksakan juga mestinya ya sekalian sampai Surabaya. Wow berapa dong biayanya dan dari mana?.

Yang paling mengerikan berkaitan dengan pembiayaanya yang diambil dari utangan, dikatakan Indonesia bisa terlilit utang yang mengakibatkan Indonesia bisa bangkrut kalau memaksakan juga proyek tersebut sebagai contoh disebut kebangkrutan Yunani itu akibat memaksakan proyek-proyek besar ketika mempersiapkan Olimpiade 2004 dulu.

Menurut saya Jokowi memang terlalu memaksakan proyek tersebut, tapi saya setuju kita memang harus memaksakannya kalau tidak kapan lagi Indonesia punya moda transportasi canggih sekalipun mungkin manfaatnya baru terasa sepuluh atau lima belas tahun mendatang.

Pemikiran saya sederhana saja. Dari pengalaman pribadi ketika kawinan dulu, maksud saya menikah gitu lho ada teman dan saudara yang bilang kalau saya terlalu memaksakan diri karena dianggapnya saya belum siap berumah tangga, belum punya rumah, belum punya mobil itu antara lain. Lha bagaimana punya rumah, punya mobil, pekerjaan saja belum mapan; tapi saya tidak peduli saya tetap maksa dan ternyata enak, sampai sekarang sudah lebih dua puluh tahun saya dan istri fine-fine saja malah tambah enak….heheh…

Soal hutang saya juga punya pengalaman, ketika itu saya butuh kendaraan roda empat tapi kondisi keuangan kurang mendukung tapi saya tetap memaksakan diri dengan mencari utangan. Alhasil sekarang hutang selesai mobil pun masih utuh di garasi….heheh..

Terpenting adalah berfikir positif, bekerja dan jangan lupa BERDOA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun