Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilih Sholat Tarawih Berapa Rakaat (Fenomena Ramadhan di Mekkah)

17 Agustus 2011   01:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 3101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_125913" align="aligncenter" width="448" caption="suasana menjelang sholat tarawih malam pertama di masjidil haram (a.saukani)"][/caption]

Teringat masa remaja dulu. Setiap memasuki bulan ramadhan selalu saja terjadi perseteruan antara kaum tua yang dipimpin Ki Barns dengan kaum muda yang dikomandani oleh Ustadz Hamd yang masih terhitung keluarga Ki Barns. Perseteruan dipicu oleh berapa rakaat sholat tarawih akan dilaksanakan di Surau Kami. Bapak saya yang kadang dipasang sebagai Imam, berdiri di barisan Ki Barns. Biasanya kaum tua akan keluar sebagai pemenang dalam perseteruan tersebut. Perseteruan model ini saya dengar masih saja ada di tanah air. Benarkah?. Beberapa tahun tinggal di Mekkah. Beberapa kali menjalani puasa ramadhan dan hari Raya Ied di Mekkah. Saya menyaksikan sholat tarawih di beberapa Masjid yang berbeda jumlah rakaat sholat tarawih yang dilaksanan. Dan itu bukan merupakan hal yang luar biasa. Ramadhan ini baru sekali saya melaksanakan sholat tarawih di Masjid dimana sehari-hari saya selalu ikut berjamaah Sholat Fardhu (sholat wajib). Di masjid ini kira-kira seratusmeteran arah barat dari tempat saya tinggal, Sholat tarawih dilaksanakan 8 rakaat, ditambah witir 3 rakaat. Sementara selain di Masjidil Haram, saya lebih sering Sholat tarawih di masjid Imam Ali. Karena yang biasa mengimami, biasa dipanggil "Ali" seratusmeteran arah selatan dari rumah saya. Disini sholat tarawih dilaksanakan 10 rakaat dengan 3 rakaat witir. Kenapa saya lebih memilih sholat tarawih di masjid "Imam Ali" ini. Masjid ini lebih besar daripada masjid disebelah barat tempat tinggal saya. Di masjid "Imam Ali" ini keluarga (ibu-ibu) bisa turut serta sholat tarawih bersama. Sementara di masjid sebelah barat sana tidak. Itu saja alasannya. Kira-kira 300 meter lebih keselatan lagi, biasa kami sebut masjid Saudi air lines. Karena letaknya yang berdekatan dengan kantor penerbangan Saudi Air Lines. Di Masjid ini sholat tarawih dilaksanakan 20 rakaat. Lebih keselatan lagi di masjid dekat stasiun bensin Shohada. Sholat tarawih dilaksanakan 8 rakaat. Sementara di Masjidil Haram sholat tarawih dilaksanakan 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat. Dengan dua Imam bergantian memimpin sholat tarawih. Pergantian imam dilaksanakan setelah 10 rakaat. Ketika pergantian Imam. Imam kedua tidak serta merta malanjutkan sholat. Biasanya Imam akan menunggu. Bagi jamaah yang berniat melanjutkan sholat sampai 20 rakaat, silahkan juga menunggu. Bagi jamaah yang menyudahi saja sholatnya 10 rakaat, bisa meninggalkan Masjid. Di Masjidil Haram, selama bulan ramadhan Imam akan menamatkan Al-Qur'an. Pada sepuluh malam terakhir Ramadan setelah sholat Tarawih, biasanya malamnya ada shalat Qiyamul Lail berjemaah. Sejauh ini di Mekkah tidak pernah saya mendengar orang memperdebatkan jumlah rakaat sholat tarawih. Nampaknya tidak ada kontroversi Jumlah rakaat shalat tarawih dikalangan masyarakat. Orang tinggal memilih mau Sholat Tarawih berapa rakaat. Perbedaan adalah rakhmat. [Telkomsel-Ramadhanku]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun