Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Naik Haji, Melontar Jumrah Tidak Lagi Menyusahkan

21 Mei 2012   07:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:01 3842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oleh: ahmad saukani. Naik haji adalah ibadah yang memerlukan kesiapan fisik dan mental yang prima selain tentu saja kesiapan secara finansial. Rangkaian pelaksanaan ibadah haji berlangsung cukup lama dan melibatkan banyak orang dari berbagai bangsa. Ditambah kondisi cuaca dan alam yang berbeda dengan di tanah air. Itu sebabnya ibadah haji bisa sangat melelahkan dan menguras tenaga.

Bagi yang muda-muda sebaiknya bersegeralah jangan lagi menunggu usia senja. Segera pelajari bagaimana tata cara pelaksanaan ibadah haji. Ini bukan berarti tidak ada kesempatan buat mereka yang baru punya kemampuan keuangan diusia tua. Agama sangat tidak memberatkan.

Salah satu pelaksanaan dari ibadah haji yang paling menguras tenaga adalah saat prosesi melontar jumrah dan kewajiban bermalam di Mina.

Melontar jumrah yang dibarengi dengan bermalam di Mina hukumnya wajib bagi orang yang melaksanakan ibadah haji, namun tidak menyebabkan batalnya haji seseorang karena tidak melaksanakan melontar. Bagi mereka yang berhalangan secara syar’i, misalnya sakit, anak-anak atau mereka yang sudah sepuh dibolehkan tidak melontar jumrah dan bisa mewakilkan kepada orang lain dangan sarat tertentu.

[caption id="attachment_182747" align="aligncenter" width="640" caption="jembatan jumrah baru (5 lantai)/ahmad saukani"][/caption]

sedikitnya tiga hari melontar jumrah.

Melontar jumrah sedikitnya dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut yaitu pada tanggal 10, 11 dan 12 dzulhijah. Ada tiga tugu jumrah yang harus dilontar masing-masing 7 kali lontaran dengan kerikil kecil yang sebelumnya sudah dipersiapkan.

Setelah Wuquf di Padang Arafah pada tanggal 9 dzulhijah sampai lepas magrib dilanjutkan dengan singgah/bermalam di Muzdalifah (di muszdalifah jamaah bisa mencari kerikil kecil untuk melontar sebanyak yang diperlukan).

Esoknya pada tanggal 10 dzulhijah yang juga merupakan hari Raya Qurban, jamaah haji cukup melontar satu tugu jumrah saja yaitu jumrah ketiga yang disebut Jumrah Aqobah dengan tujuh kali lontaran.

Setelah melontar jumrah dan bercukur; jamaah sudah terbebas dari beberapa larangan Ihram. Jamaah sudah boleh menanggalkan pakaian Ihramnya dan menggantinya dengan pakaian biasa, sudah boleh pula memakai wewangian. Setelah itu jamaah wajib bermalam di Mina.

Melontar jumrah hari kedua (11 dzulhijah)

Setelah bermalam di Mina, esok harinya tanggal 11 dzulhijah jamaah wajib melontar jumrah. Kali ini jamaah wajib melontar 3 tugu jumrah, yaitu jumrah ula’, jumrah wustha, dan jumrah aqobah masing-masing dengan tujuh kali lontaran. Setelah itu kembali jamaah wajib bermalam di Mina.

Melontar jumrah hari ketiga (12 dzulhijah).

Pada tanggal 12 dzulhijah yang merupakan hari ketiga jamaah haji berada di Mina. Jamaah kembali wajib melontar tiga jumrah. Jumrah ula’, wustha dan aqobah masing-masing tujuh lontaran. Setelah melontar pada tanggal 12 dzulhijah ini jamaah sudah boleh meninggalkan Mina. Kemudian jamaah melaksakan towaf Ifadhoh. Maka selesailah perjalanan haji seseorang.

Pengalaman melontar Jumrah.

Pengalaman kami melontar jumrah. Selama bertahun tinggal di Mekkah dan beberapa kali mengerjakan ibadah haji. Alhamdulillah selalu berjalan lancar, belum pernah kami mengalami insiden yang berarti ketika melaksanakan melontar jumrah.

Sekali yang masih saya ingat tapi lupa hajian tahun berapa tapi yang jelas ketika itu reyhan belum sekolah, mungkin sembilan atau sepuluh tahun yang lalu. Jembatan jumrah masih dua lantai. Melontar jumrah dilantai dasar bisa cepat selesai tapi bisa sangat lama dan beresiko tergantung situasi. Peraturan belum terlalu ketat seperti sekarang, jamaah bisa masuk areal jumrah dari arah mana saja sekehendaknya.

Waktu itu hari ketiga melontar jumrah (12 dzulhijah) saya, reyhan dan mamanya beserta pak Taslim yang juga disertai istri dan putranya yang seusia reyhan. Kami berniat jumrah di lantai dasar. Untuk afdolnya melontar jumrah hari ketiga yaitu setelah mata hari tergelincir, kami masih harus menuggu beberapa saat lagi. Diluar dugaan dalam waktu yang singkat areal jumrah lantai dasar sudah menjadi lautan manusia.

Akhirnya kami urungkan melontar di lantai dasar, kami beralih akan melontar di lantai atas. Namun apa mau dikata rupanya tidak sedikit jamaah yang berfikiran seperti kami beralih akan melontar di lantai atas. Lantas saja kami terdorong jamaah yang berputar berbalik arah dari lantai dasar menuju lantai atas. Sementara jamaah yang tidak mengetahui situasi lantai dasar terus saja merangsek.

Akibatnya kami terjebak diantara dua kekuatan arus jamaah yang saling dorong. Situasi cukup rawan, apalagi kami bersama anak-anak yang masih dibawah umur. Alhamdulillah petugas bertindak cepat segera mengurai situasi genting tersebut. Dan kami bisa menggapai lantai atas dan melontar dengan aman dan lancar.

[caption id="attachment_182748" align="aligncenter" width="448" caption="jembatan jumrah lama/easyhajj.co.uk"]

13375865082106887
13375865082106887
[/caption]

Jembatan Jumrah Baru (lima lantai)

Sebelumnya. Melontar Jumrah adalah hal yang paling beresiko dalam prosesi ibadah haji. Jamaah yang berkumpul ditempat yang terbatas dalam waktu yang hampir bersamaan. Berdesakan dan saling dorong sulit dihindari. Akibatnya hampir setiap musim haji selalu saja ada insiden yang membawa korban saat pelaksanaan melontar jumrah.

Inovasi paling spektakuler sampai saat ini dari Pemerintah Saudi untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan ibadah haji adalah dengan dibangunnya Jembatan Jumrahlima lantai. Dengan selesai dan dioperasikinya Jembatan jumrah 5 lantai tiga musim haji yang lalu. Disertai pengaturan melontar jumrah yang sistimatis ditambah dengan dipasangnya kamera pemantau, permasalahan yang selalu muncul tiap musim haji yaitu terjadinya musibah saling dorong saat melontar sudah bisa teratasi. Pelaksanaan prosesi melontar jumrah berjalan lancar nyaris tanpa insiden.

Tiga tahun terakhir melaksanakan ibadah haji setelah jembatan jumrah dibangun dan dioperasikan. Saya merasakan melontar jumrah semakin lancar dan aman. Melontar jumrah menjadi menyenagkan.

Catatan dan saran:

Patut diingat sedikitnya 3 hari selama prosesi melontar dan bermalam (mabit) di Mina semua kegiatan lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki, jadi memang betul-betul memerlukan kesiapan fisik dan mental yang prima.

Satu hal lagi bagi jamaah yang akan melaksanakan melontar jumrah nanti, jangan lupa berbekal air minum sedikitnya sebotol aqua kecil seorang. Jamaah juga sebaiknya tidak membawa barang/tas yang berat dan merepotkan. Disiplin mengikuti arahan ketua rombongan.

Terakhir, pelajari dan fahami betul-betul tata cara (manasik) haji.

[caption id="attachment_182749" align="aligncenter" width="448" caption="di depan tugu jumrah lantai 3, haji 2011/ahmad saukani"]

13375866581707353132
13375866581707353132
[/caption]

.

Sumber rujukan fiqih sunnah sayid sabiq dan pengalaman pribadi. Kepada para ustadz dan teman-teman yang lebih memahami mohon koreksinya. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun