[caption id="attachment_208581" align="aligncenter" width="640" caption="dikaki jabal tsur / ahmad saukani"][/caption]
Kamis (20/09/2012) minggu kemarin saya diajak mas Rudi jalan-jalan ketempat-tempat yang biasa diziarahi jamaah haji seperti Jabal Rahmah di Arafah, Masjid Namirah dan beberapa tempat lagi sampai Jabal Nur.
Kami bukan sekedar jalan-jalan tanpa tujuan, kebetulan ada mas Didik seorang staf pemasaran dari Indosat yang sedang survey pelaksanaan kerja sama antara Indosat dengan STC. Mas Didik ingin memastikan bagaimana kondisi jalur yang akan dipakai jamaah haji Indonesia melakukan percakapan telepon ke tanah air.
Indosat memang ada kerja sama dengan STC sehingga jamaah haji Indonesia bisa menggunakan kartu produk Indosat untuk melakukan percakapan telepon ke Indonesia dari Arab Saudi. Jadi jamaah haji tidak perlu repot mengganti dengan kartu lokal untuk telepon ke Indonesia dengan tarif yang juga tidak terlalu mahal.
Bagaimana teknisnya kerja mas Didik hanya beliau yang memahaminya, yang saya lihat beliau cuma sibuk telepon ke Indonesia di setiap lokasi yang kami singgahi.
Saya cuma menemani mas Didik ke-titik-titik konsentrasi jamaah haji Indonesia dan diharapkan melakukan percakapan telepon ke Indonesia.
[caption id="attachment_208582" align="aligncenter" width="448" caption="stasiun muzdalifah / ahmad saukani"]
[/caption] Kami janjian bertemu di depan Hotel Intercontinental (Dar At-Tauhid) sekitar jam 1.30, mas Didik bersama Istrinya ditemani pak Kusdinar teman kami karyawan STC Madinah. Pak Kusdinar masih terhitung Paman istrinya mas Didik. Lokasi pertama yang kami singgahi adalah Jabal Tsur. Dari tempat ini (Jabal Tsur) Rosulullah SAW bersama Abu Bakar As-Siddiq mengatur strategi sebelum meninggalkan Mekkah menuju Madinah Munawarah. Peristiwa Fenomenal yang akan terus dikenang dalam sejarah kemanusiaan sebagai peristiwa Hijrah Rosul. Jabal Tsur sekitar 6 kilometer dari Masjidil Haram adalah salah satu tempat bersejarah yang biasa diziarahi jamaah haji maupun jamaah Umrah. Dari kaki Jabal Tsur mas Didik mencoba telepon ke Indonesia hasilnya sinyal dan penerimaan di Indonesia bagus. [caption id="attachment_208583" align="aligncenter" width="405" caption="jabal rahmah dan batas arafah / ahmad saukani"]
[/caption] Selanjutnya kami meluncur ke Arafah lewat Muzdalifah menyusuri jalur kereta api. Tampak kereta api berwarna hijau muda sedang diuji coba setelah setahun istirahat. Bulan Ramadhan kemarin saya sempat lihat kereta api diaktifkan wara-wiri antara Arafah-Mina. Setiba di Arafah kami langsung menuju Jabal Rahmah. Jabal Rahmah atau Bukit Kasih Sayang ini dipercaya banyak orang sebagai tempat bertemunya Bapak Moyang manusia Nabi Adam bersama Siti Hawa. Setau saya sampai saat ini belum ditemukan Nash atau rujukan atau riwayat yang menerangkan jabal rahmah sebagai tempat pertemuan antara Nabi Adam dengan Ibunda Hawa, Allahu A'lam. Suasana Jabal Rahmah masih belum ramai ada beberapa penziarah yang nampaknya dari India atau Pakistan. [caption id="attachment_208585" align="aligncenter" width="448" caption="di sebrang masjid namirah, arafah / ahmad saukani"]
[/caption] [caption id="attachment_208587" align="aligncenter" width="405" caption="kembali ke muzdalifah / ahmad saukani"]
[/caption]
Pada hari Wuquf, puncaknya ritual Haji banyak orang memaksakan diri berdesakan berdo’a di jabal rahmah pada akhirnya justru mengurangi suasana khusu Wuquf mereka. Padang Arafah begitu luas. Sedang Rosulullah SAW sudah berpesan bahwa “Arafah semuanya adalah tempat Wuquf”.
Sedang jamaah haji Indonesia biasanya banyak yang mengunjungi Jabaal Rahmah pada pagi hari sampai sebelum dzuhur saat acara Wuquf dimulai.
Selesai urusan mas Didik di jabal rahmah kami besgeser ke areal Pekemahan Haji Asia Tenggara yang lebih dari separuh areal ini merupakan perkemahan jamaah haji Indonesia. Disini yang merupakan titik konsentrasi jamaah haji Indonesia mas Didik juga coba telepon ke Indonesia, hasilnya juga bagus.
[caption id="attachment_208589" align="aligncenter" width="448" caption="masjid masaril haram di muzdalifah / ahmad saukani"]
[/caption] Selanjutnya kami singgah di Masjid Namirah. Masjid Namirah tergolong unik, sebagian besar badan Masjid ada di dalam wilayah Arafah diperbolehkan orang Wuquf di dalamnya. Dan sedikit bagian sekitar Mimbar masuk wilayah luar Arafah. Dari Masjid Namirah biasanya Khutbah Arafah akan disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru dunia. Dari Arafah kami kembali ke Muzdalifah dan singgah di Masjid Masaril Haram yang merupakan titik sentral Muzdalifah. Muzdalifah adalah tempat jamaah haji Mabit atau bermalam dan mengambil kerikil untuk melontar Jumrah di Mina. Kembali mas Didik coba telepon ke Indonesia. Juga sinyal dan penerimaan bagus. Dari Muzdalifah kami meluncur kearah Mina kemudian singgah di Perkemahan Indonesia di Muasim. Di Mina jamaah haji diwajibkan bermalam sedikitnya 2 malam sambil melontar 3 jumrah. [caption id="attachment_208590" align="aligncenter" width="448" caption="reyhan di areal perkemahan haji indonesia mina / ahmad saukani"]
[/caption] Dari Mina sebelum mengantar kembali mas Didik ke penginapan kami juga sempat mampir di Jabal Nur. Jabal atau Gunung Nur yang kini sudah menjadi kawasan pemukiman padat adalah satu tempat yang tidak terpisahkan dari sejarah Islam. Dimana Rosulullah SAW menerima Wahyu untuk pertamakalinya. [caption id="attachment_208591" align="aligncenter" width="448" caption="jabal nur / ahmad saukani"]
[/caption] . mekkah diujung september 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya