[caption caption="tiang monorel mangkrak/dari koran sindro"][/caption]Aksi kunjungan Presiden Joko Widodo ke Hambalang berbuntut. Walau tidak terlalu panjang ada saya catat satu hal menempel pada buntut tersebut.
Semalam saya saksikan di Kompas TV ada diskusi antara juru bicara Presiden Johan Budi dengan Roy Suryo mantan Mentri Pemuda dan Olah Raga masa Presiden SBY yang menggantikan Andi Malarangeng yang ditahan KPK. Ada disebut-sebut kata MANGKRAK dalam diuskusi tersebut.
MANGKRAK, satu kata itulah yang saya catat nempel pada buntut kunjungan Presiden Jokowi ke Hambalang. Dan dua hari ini banyak disebut-sebut.
MANGKRAK. Makhluk apa sih itu?...heheh…
Andai proyek spektakuler Jembatan Selat Sunda di-oke-kan oleh pemerintahan Jokowi kemudian proyek tersebut di-groundbreaking dan ketika proyek tersebut berjalan mencapai 10 atau 20 persen kemudian lantaran ada permasalahan dalam pembiayaan atau hal lain kemudian proyek tersebut terhenti misal setahun atau dua tahun atau lebih belum juga dilanjutkan lantas ada orang bilang proyek Jembatan Selat Sunda mangkrak. Ya iya lah mangkrak apa mau dikata.
Atau ini, proyek kereta cepat Jakarta – Bandung yang sudah digroundbreaking oleh Jokowi kemudian oleh sebab banyak hal proyek tersebut terhenti cukup lama. Ini cuma misal saja, lantas ada orang bilang proyek kereta cepat mangkrak. Ya iya lah memang mangkrak, apa mau dikata.
Dan ini kalau anda melintas di jl Rasuna Said, Kuningan jaksel ada pemandangan unik sepanjang jalan tersebut berupa deretan patung beton setengah jadi. Itu adalah monument satu kegagalan proyek monorel sudah lama orang bilang proyek monorel mangkrak. Salahkah kalau orang bilang proyek itu mangkrak? Ya enggak lah proyek monorel memang mangkrak.
Mangkrak di dalam Kamus Bahasa Indonesia sepertinya memang tidak dikenal. Tetapi orang Indonesia sudah paham betul maksud dari kata mangkrak tersebut yang kurang-lebih berarti terbengkalai yang artinya lagi dalam KBBI disebut terhenti sebelum selesai dikerjakan.
Proyek monorel terhenti atau berhenti sebelum selesai dikerjakan, berapa besar kerugiannya dan siapa yang menanggung kerugian tersebut rasanya saya enggak perlu tahu. Yang saya tahu selain di sepanjang jalan Rasuna Said tiang-tiang monorel tersebut juga bisa kita saksikan di jalan Gelora kawasan belakang gedung MPR/DPR.
Dan yang saya fahami itu adalah tiang-tiang monorel yang MANGKRAK.
.
