[caption id="attachment_128426" align="aligncenter" width="640" caption="anyaman kulit ketupat pak ahmad (a.saukani)"][/caption]
Berkat Do'a Nabi Ibrahim A.S. Mekkah yang kerontang menjadi makmur. Kini bemacam buah dari banyak Negri bisa didapat, tidak terkecuali dari Indonesia. Antara lain sawo, rambutan dan manggis. Tak ada siapapun dulu mengira, terasi, tahu dan tempe bisa didapat. Bahkan Janur kelapa sebagai bahan kulit ketupat juga tersedia.
Dasar lidah Indonesia, susah sekali diajak beradaptasi. Sudah jauh tinggal di luar negri, dimana semua penduduk Negri adalah pemakan roti. Masih saja sambal terasi yang dicari. Begitupun ketika tiba hari lebaran, tetap ketupat jadi idaman.
Benar yang dikatakan penjaga toko Indonesia beberapa hari yang lalu. Mulai kemarin ternyata sudah tersedia janur kelapa, sekilo 22 SR setara dengan RP 55.000. Saya beli 700 gram. Kalau jadi sekitar 40 buah ketupat bisa saya buat. Ketika catatan ini saya publish, belum semua janur siap saya garap.
Saya baru meyelesaikan beberapa selongsong ketupat. Syukur saya sempat kursus kilat membuat ketupat dari seorang teman pak Mantri dari Mranggen. Tapi dari 3 model ketupat yang pernah dapat saya buat, baru satu model saja yang bisa saya selesaikan, yang dua model lagi karena cukup rumit, agaknya saya lupa. Tapi setidaknya ketupat idaman bisa hadir di hari lebaran.
Belum ada kepastian kapan kiranya 1 syawal yang merupakan hari raya eidul fitri. Biasanya di Saudi pada tanggal 29 ramadhan sore hari akan ada tim pengamat bulan/hilal. Dan akan diumumkan setelah magrib. Apakah 1 syawal sudah tiba, atau harus bepuasa satu hari lagi.
Sementara saya sedang memperjuangakan kehadiran ketupat di hari lebaran besok. Di dapur Mamanya Reyhan mulai sibuk mempersiapkan sayur godog,semur dan sambel goreng rempela sebagai teman makan ketupat nanti. Bahan-bahannya sudah kami siapkan beberapa hari kemarin.
Hari Raya Eidul Fitri. Ketupat memang bukan segalanya, tapi perlu ....heheheh ..... Eid Mubarak! Taqoballahu Minna Waminkum. Selamat hari raya iedul fitri 1432 H, mohon maaf lahir bathin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H