Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kuliner Unik Dari Mekkah

3 Juni 2011   12:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 2461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="attachment_112055" align="aligncenter" width="300" caption="ful dan tamis (a.saukani)"][/caption]

Tamis dan ful

Roti tamis dan ful, bukan tidak bisa dipisahkan antara keduanya, namun lebih bijak membiarkan keduanya bebas berkolaborasi, akan menghasilkan satu kesatuan rasa yang harmonis di rongga mulut.

Tamis, roti bulat pipih dengan diameter sekitar 30 centi meter. Tamis dari hasil tanya sana-sini asal-muasalnya makanan khas orang Arab Yaman, kini sudah jadi makanan sehari-hari orang Saudi, khususnya di Mekkah. Dengan bahan dasar dari tepung gandum yang diadoni kemudian dibakar di dalam tungku tanah, ketika panas-panas baru diangkat dari tungku rasanya khas, renyah dan sedikit ada aroma hangus.

Tamis dibuat dengan beberapa variasi rasa, ada yang agak manis disebut biskot, ada yang bertabur wijen, ada yang biasa agak tebal ada juga yang beraroma keju.

Ful yang gurih rasanya adalah olahan dari sejenis kacang merah, kacang merah yang dihaluskan dibuat semacam bubur kental. Ful kemudian ditaburi sedikit bubuk “kamon” sejenis jinten dan garam dibubuhi juga acar tomat yang halus dengan sedikit minyak zaitun. Ful siap dicocol tamis.

Tamis bisa juga kita makan dengan keju krim dan madu, atau celup begitu saja kedalam teh manis panas. Adapun ful ketika kita pisahkan dari tamis, posisi tamis bisa kita ganti dengan “aisy” roti arab, atau roti lainnya. Tetap enak menggoyang lidah.

[caption id="attachment_112053" align="aligncenter" width="300" caption="masub (a.saukani)"][/caption]

Ma’sub

Ma’sub, dibuat dari sejenis pisang ambon yang digiling halus dicampur dengan roti khusus yang juga digiling, kemudian ditambahkan keju krim, setelah ketiganya rata diaduk, ditaburi parutan keju kemudian diguyur serba sedikit madu dan minyak zaitun. Gurih dan manis, bisa langsung disantap begitu saja.

[caption id="attachment_112054" align="aligncenter" width="300" caption="ariqah beda sedikit dengan masub (a.saukani)"][/caption]

Ariqah

Ariqah serupa dan hampir sama dengan Ma’sub, hanya sedikit beda rasa. Pada ariqah kedudukan pisang digantikan dengan kurma, kurma digiling halus dicampur dengan roti yang juga digiling, sama seperti ma’sub dicampur juga dengan keju krim, setelah ketiganya tercampur ditaburi sedikit parutan keju dan diguyur sedikit minyak zaitun.

Tamis, Ful dan Ma’sub atau Ariqah. Orang Arab biasa menyantapnya sebagai sarapan pagi atau makan malam. Satu dua kali cocol tamis dan Ful diselingi dengan satu pilihan ma’sub atau ariqah, kadang ditemani juga dengan yogurt kental yang mereka bilang laban jabadi.

Untuk menyempurnakan sarapan atau makan malam ini biasanya akan ditutup dengan minum Sai, alias minum teh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun