[caption id="attachment_192914" align="aligncenter" width="448" caption="dua bangunan yang ditambah lagi 1 lantai / ahmad saukani"][/caption]
Sementara Pemerintah sedang sibuk dengan proyek perluasan Masjidil Haram serta sarana penunjang lainnya diseputar Masidil Haram yang diperuntukan demi kelancaran dan kenyamanan pelaksanaan ibadah haji seperti dibangunnya hotel-hotel serta akan dibangunnya jalan lingkar yang mengitari Masjidil Haram.
Disisi lain masarakat Mekkah juga sibuk dengan pembangunan rumah-rumah pribadi. Mekkah memang terus berkembang. Selain pembangunan yang dikerjakan oleh pengembang; rumah-rumah baru juga terus bermunculan diberbagai sudut pemukiman warga. Perumahan yang dibangun oleh pengembang biasanya dilahan yang sama sekali baru diperuntukan sebagai pemukiman baru.
Membangun rumah di Mekkah terutama pada lahan yang bergunung-gunung bukan perkara mudah padahal Mekkah konturnya berbukit dan gunung-gunung batu. Untuk membangun pondasi saja pemilik lahan harus membongkar batu-batu terlebih dahulu. Dan untuk membongkar batu-batu tersebut juga bukan perkara yang mudah, pemilik lahan harus menyewa alat berat lengkap beserta operatornya.
[caption id="attachment_192918" align="aligncenter" width="448" caption="lahan yang siap dibangun / ahmad saukani"]
Setelah batu gunung tersebut dihancurkan tentu harus disingkirkan ketempat pembuangan yang diizinkan dan ini perkara lain lagi menjadi tugas truk-truk besar yang tidak sekali angkut tuntas. Tentunya ini semua membutuhkan ongkos yang tidak sedikit. Menurut yang saya dengar tetangga yang sedang menyiapkan lahan untuk pembangunan rumahnya, menghancurkan dan menggali lahan berbatu seluas sekitar 400 meter persegi harus mengeluarkan kocek sekitar seratus jutaan kalau dirupiahkan.
Kalau tidak mau repot serahkan saja sama kontraktor tapi harus siap untuk merogoh kocek lebih dalam lagi. Setelah lahan siap., Besi beton, batu split, pasir dan semen sudah tersedia maka pondasi siap dibangun.
Dilingkungan tempat saya bermukim saat ini setidaknya ada satu lahan yang sudah siap dibangun, lima bundal besi beton sudah tersedia sementara material bangunan lainnya terus berdatangan.
Satu lahan lagi, milik Buya Hamdan tidak jauh hanya berselang dua rumah juga sedang diratakan dengan menggusur gunung; dua alat berat hidrolik Backhoe Loader terus sibuk menggaruk bebatuan. Ditengah panas yang menyengat truk-truk datang dan pergi menyingkrkan bongkahan batu.
Persis didepan kediaman saya dua unit rumah yang sudah dihuni kelihatan sedang menambah lagi lantai bangunannya. Berapa harga material bangunan di Saudi saya tidak tahu. Cuma harga semen yang saya tau, satu sak seberat 50 kg dijual 14 - 16 SR setara dengan 40. 000 rupiah. Bandingkan dengan di Indonesia semen satu sak seberat 50 kg harganya mencapai RP 58.000, itu di Jakarta bagaimana di daerah.
[caption id="attachment_192919" align="aligncenter" width="389" caption="gunung yang sedang dibongkar / ahmad saukani"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H