Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Euro 2012, Eforia Berlebihan Orang Indonesia, di Arab Biasa-biasa Aja

20 Juni 2012   12:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:44 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340196392659743163

ahmad saukani - Dari mulai pos kamling, rumah Pak rt, balai warga dan balai kelurahan. Di warteg, warung mie instan, kafe-kafe sampai hotel berbintang semua tidak ada yang mau ketinggalan menggelar Nobar pertandingan Piala Euro. Semua ramai dikunjungi. Apalagai disaat fase yang menentukan berharap Tim Favorit bisa melangkah masuk final. Bahkan bisik-bisik santer para petaruh dengan jumlah taruhan yang tidak kecil ikut meramaikan situasi ini.

Belum lagi fenomena munculnya para komentator dadakan dari kelas lesehan, kelas kafe sampai kelas hotel mewah. Dari tukang ojeg, tukang es kelapa sampai petinggi partai, anggota dewan dan pejabat Negara. Mereka begitu piawai mengulas jalannya pertandingan memprediksi bahkan tidak segan-segan memberi masukan dan saran kepada tim yang akan bertanding. Padahal TimNas bangsanya sendiri untuk tingkat asia tenggara saja kedodoran.

Itu situasi ramainya masarakat Indonesia dalam mengikuti Turnament Akbar kejuaraan  sepak bola Piala Eropa yang sedang di gelar di dua Negara Ukrania dan Polandia. Luar biasa.

Dengan ditandatanganinya kesepakan damai antara PSSI dan KPSI belum lama ini. Semoga moment Eforia Euro 2012 bisa membawa harapan bangkitnya persepakbolaan di Indonesia, kembali sehat dan berprestasi di pentas dunia. Semoga.

Bagaimana dengan di Saudi? Khususnya di Mekkah yang saya tahu tempat saya berdomisili dan nguli. Sama sekali saya tidak melihat hal seperti itu nampak sedemikian berlebihannya. Biasa-biasa saja.

Masarakat Saudi sama seperti masarakat Indonesia termasuk masarakat yang amat menggandrungi olah raga sepak bola; dimana-mana kita lihat anak-anak bermain bola di jalan-jalan dekat pemukiman, dilahan kosong sampai dilapangan yang banyak tersedia didaerah pinggiran jauh dari pemukiman.

Arab Saudi termasuk Negara yang prestasinya terbilang lumayan dikancah dunia untuk cabang olah raga sepak bola. Di Asia, Saudi bisa disejajarkan dengan Korea,Jepang dan Australia. Sejak piala dunia 1994 TimNas Saudi sudah beberapa kali berpartisipasi sebagai finalis kejuaraan dunia. Pada debutannya mengikuti piala dunia 1994 TimNas Saudi sempat membuat kejutan dengan mengalahkan timnas Swedia.

Walau TimNas Saudi gagal pada Piala Asia 2011, namun mereka selalu berpartisipassi sebagai finalis Piala Asia dan tercatat sudah tiga kali menjuarai Piala Asia. (1984, 1988, dan 1996).

Masarakat Saudi baru terlihat antusius terhadap kompetisi lokal yang memperebutkan Piala Raja misalnya, atau tingkat regional piala GCC yang TimNas Saudi ikut serta didalamnya. Untuk tingkat Asia atau tingkat paling bergengsi cabang sepak bola Piala Dunia masarakat Saudi akan terlihat bersemangat mengikuti event-event pertandingan apabila TimNas Saudi ikut berpartisipasi sebagai salah satu Tim peserta.

Ketika TimNas Saudi bertanding kendaraan sepi, jalanan manjadi lengang sedikit anak-anak tampak bermain, semua kumpul di depan pesawat televisi mengikuti jalannya pertandingan. Apabila Tim kesayangan mereka keluar sebagai pemenang mereka terutama anak-anak muda akan menghambur ke jalan melakukan konvoy meneriakan yel-yel sambil mengibarkan bendera nasional.

Kemarin malam (17/6) Boss dan teman-teman Arab malah ngajak duduk-duduk ngeteh disatu tempat terbuka menikmati hembusan angin malam musim panas. Ngobrol ngalor-ngidul melupakan kesibukan kerja dan segala. Bahkan hiruk-pikuk Piala Euro juga dilupakan padahal malam itu ada pertandingan menarik di group D. Apa mereka tidak suka sepak bola...heheh...mereka sangat menyukai sepak bola. Tapi ya, seperti itulah mereka.

Mekkah, 20 juni 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun