Sesungguhnya tidak ada yang namanya Nikah Siri dalam Islam. Nikah ya Nikah titik. Kalau semua persyaratan terpenuhi ya syah sudah pernikahannya apakah akan dicatatkan di KUA atau tidak, tinggal kesepakatan kedua mempelai dan keluarga masing-masing.
Apa saja sih sarat-saratnya nikah itu. Tidak perlu-lah saya tuliskan disini, secara umum banyak orang yang sudah mengetahui. Bagi yang belum tau lantas penasaran bisa tanya sendiri ke Kantor Urusan Agama (KUA) terdekat....heheh...
Akan halnya pak Bupati Aceng Fikri seandainya pernikahannya dengan Fani kemarin memenuhi semua kreteria dan persaratan tentu syah pernikahannya secara hukum (Islam). Kalau pak Aceng mengundang walimahan ketika itu tidak ada salahnya buat siapapun untuk memenuhi undangannya. Tinggal terserah mau ngamplopin apa tidak, mau kasih kado apa tidak suka-suka saja.
Kalaulah pernikahan mereka ternyata tidak dicatatkan di KUA itu tidak akan menyebabkab pernikahan mereka batal.
Cuma, nah ada cuma-nya. Yang membuat banyak orang kalap terhadap pak Aceng adalah kesembronoannya. Pak Aceng kok enak ajah baru empat hari nikahan tega-teganya kasih talaq sama sang Istri. Mestinya sebagai Pengantin Baru apalagi baru empat hari ya sedang mesrak-mesrak-nya. Kalau perlu kunci kamar setiap hari sepanjang hari. Mestinya bahkan pak Aceng ambil cuti satu tahun , biar pak Dicky sementara gantikan dulu tugas-tugas pak Aceng.
Yang paling bikin banyak orang geregetan terhadap pak Aceng adalah selain baru empat hari sudah kasih talaq. Caranya-pun sama sekali tidak etis. Pak Aceng kasih talaq terhadap sang istri via SMS. Lepas dari syah tidak-nya talaq melalui SMS. Itu memang kebangetan. Sebagai publik pigur setidaknya buat masarakat Garut tidak layak rasanya pak Aceng berlaku seperti itu.
Siapa menabur benih akan menuai buah. Itulah yang terjadi. Pak Aceng kini harus menuai cerca.
Manusia adalah tempatnya lupa dan salah. Pak Aceng mungkin sedang lengah sehingga keliru langkah. Hendaknya kita semua ya sudah-lah jangan terus saja menghujat apalagi keduanya khan sudah berbaikan. Kita ambil hikmahnya saja agar kekeliruan pak Aceng tidak sampai terulang yang mungkin saja terjadi terhadap diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H