[caption id="attachment_92088" align="alignleft" width="300" caption="dok, pribadi"][/caption]
Ini adalah postingan kedua saya dalam kondisi tangan kanan masih dibalut perban dan masih terasa ngilu ketika digerakan, saya baru saja menjalani operasi pengangkatan ganglion atau benjolan dipergelangan tangan kanan disatu rumah sakit di makkah, jadi sepenuhnya saya masih mengandalkan tangan kiri
Operasi ini sesungguhnya saya jalani dengan perasaan berat dan amat terpaksa dikarenakan benjolan tersebut yang sudah ada sejak lama mulai bermasalah, belakangan ini begitu cepat membesar jari tangan saya mulai semutan siku dan pundak saya terasa pegal-pegal.
Pada pemeriksaan awal kesehatan saya dinyatakan normal tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan, maka hari ini rabu tiga maret 2010 sekitar jam sembilan pagi saya dikirim keruang rawat inap saya dipersilahkan menunggu disini sementara tangan kiri saya sudah dipasangi jarum infus, saya pikir operasi kayak gini aja kok kenapa harus dirawat inap, tapi ya tidak apa-apa toh diruangan  kelas satu dengan satu tempat tidur apa lagi bukan saya yang bayar......aman, setelah satu jam menuggu saya dibawa keruang observasi untuk dilakukan anesthesi, sementara Reyhan dan mamanya tidak diperkenankan menemani  .
Setelah menjalani pembiusan saya dibawa keruang operasi, dokter dan perawat terlihat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, Dokter Bedah yang berkebangsaan Mesir masih muda tampan berambut keriting yang tadi tutur katanya lembut sejuk tiba-tiba berubah terlihat seperti monster bigitu dia mengenakan masker.
Jangankan operasi jarum suntik saja sudah membuat saya keder, padahal dulu  saya sering donor darah tidak ada masalah tuh dengan jarum suntik namun setelah mama Reyhan masuk rumah sakit dan menjalani operasi besar saya seperti pobia berurusan  dengan rumah sakit, dengan dokter, terlebih lagi dengan jarum suntik .
Saudara andai saja saya bisa bangkit dari meja operasi ini, rasanya saya mau lari saja meninggalkan dokter, meninggalkan suster, meninggalkan ruangan ini dengan semua yang ada didalamnya, rencana operasi yang kata orang cuma operasi kecil ini tinggal hitungan detik saja  bagi saya terasa begitu mengerikan .
Saya memang cuma dibius lokal saja namun seluruh badan saya terasa lemas tidak berdaya tangan kanan rasanya sudah tidak berpungsi sama sekali sudah tidak patuh lagi pada perintah otak sementara tangan kiri saya sudah digelayuti selang infus, antara siku dan ketiak sudah dipasangi deteksi detak jantung atau barangkali kontrol tekanan darah atau apa saya kurang paham, cuma jari kaki saja yang bisa saya gerakan .
Saya sadar dan saya bisa melihat aktivitas dokter bersama asistennya mulai merobek dan mengoyak benjolan yang ada dipergelangan tangan kanan saya tersebut, saya lirik jarum jam dinding disebelah kiri saya  menunjukan jam sebelas tepat
Dokter bekerja terasa begitu lamban jarum jam seperti berhenti bergerak, namun ahirnya.... congratulation..!!! kata perawat operasi dinyatakan berhasil dan selesai pada jam sebelas tiga lima, detik-detik mengerikan dan menegangkan terlewati sudah  .
Saya dibawa kembali keruangan rawat, badan masih terasa lemas pelahan pengaruh bius mulai menghilang, Â ba'da magrib oom Tarmin dan Walid datang menjemput, saya memang diperbolehkan meninggalkan rumah sakit, Alhamdulillah..... Â Â Â Â .