Anekdot “peraturan dibuat untuk dilanggar” ternyata ini bukan sekedar guyonan kita lihat aturan yang sudah bagus banyak dilanggar dan bahkan oleh pembuat aturan itu sendiri. Banyak contoh yang tidak perlu disebutkan. Yang paling anyar adalah instruksi Gubernur DKI yang melarang semua PNS DKI ke kantor menggunakan kendaraan pribadi.
Larangan yang berlaku ke semua elemen PNS DKI untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Larangan tersebut yang berlaku setiap hari Jumat minggu pertama setiap bulannya dan baru berlaku pada awal Januari ini ternyata banyak PNS yang melanggarnya. Banyak diantaranya yang datang ke kantor masih menggunakan sepeda motor atau mobil pribadinya.
Mereka ini bisa jadi adalah yang beranggapan peraturan dibuat memang untuk dilanggar. Dengan berbagai alasan mereka masih membawa kendaraan pribadinya ke kantor.
Ironisnya Ahok sang Wagub terang-terangan melanggar Instruksi Gubernur ini. Mestinya khan Ahok sebagi Wakil Gubernur, sebagai atasan kasih contoh bawahannya untuk mentaati aturan. Seperti Jokowi sebagai atasan sudah kasih contoh mentaati aturan yang sudah disepakati itu. Dari rumah dinasnya di Taman Suropati Jokowi menggoes onthel ke kantornya di Balai Kota.
"Ya instruksinya seperti itu," itu jawaban Jokowi ketika ditanya wartawan berkaitan dengan Wagub yang masih menggunakan kendaraan pribadinya ke kantor.
Menurut Jokowi lagi, bagi PNS DKI yang rumahnya jauh, bisa menggunakan angkutan umum. Apalagi Pemprov DKI menyediakan bus jemputan.
Ahok kok gitu sih. Ini merupakan presedan buruk, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok apapun alasannya sudah mempertontonkan ternyata pembangkang kebijakan Joko Widodo alias Jokowi ini sebagai Gubernur adalah wakilnya sendiri.
Bagaimana kiranya dengan kebijakan-kebijakan mendatang padahal Jokowi dan Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI tugas mereka untuk membangun yang katanya Jakarta Baru, Jakarta yang lebih baik masih cukup lama.
Tentu saja sebagai warga kita tidak menghendaki Jakarta Baru, Jakarta yang lebih baik yang kita idamkan bersama gagal ditengah jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H