(ahmad saukani)
Sengaja saya tulis di ujung, ini bukan tanpa sebab, sebabnya yang utama adalah adanya satu harapan agar pandemi ini sudah betul-betul sampai di titik paling ujung dan akhinya segera berakhir. Saya dan tentunya kita semua berharap bukan cuma Jogya tapi kiranya di semua wilayah Indonesia termasuk kota kita tercinta Jakarta yang maju kotanya bahagia warganya, pandemi akan berakhir, Covid-19 sirna.
Bukan lantaran sudah terlalu bosan di rumah saja dalam rangka mematuhi aturan-aturan demi pencegahan penyebaran Covid-19 yang belakangan diistilahkan dengan sebutan PPKM, saya beserta istri setuju ikut serta jalan-jalan ke Jogya lebih disebabkan niatan mempererat ikatan persaudaraan antar tetangga. Sementara perkembangan Covid-19 seperti kita ketahui belakangan ini ada tanda-tanda membaik. Berharap ini adalah ujung dan akan berakhir situasi yang amat melelahkan ini.
Sering kita dengar tejadinya konflik antar tetangga, bahkan belum lama kita dengar di satu wilayah ada satu keluarga yang sampai diusir oleh para tetangganya, apapun sebababnya bisa jadi utamanya adalah kurangnya komunikasi, kurangnya silaturahim antar tetangga. Silaturahim, pendekatan antar tetangga tidak mesti jalan-jalan bersama seperti warga di salah satu sudut Jakarta di wilayah Palmerah dimana saya ada diantaranya. Silaturahim antar tetangga bisa dilakukan dengan banyak hal.
Banyak orang keliru beranggapan Borobudur itu berada di wilayah Jogyakarta. Candi kuno berusia ratusan tahun yang sudah amat dikenal bahkan oleh wisatawan mancanegara lantaran diakui sebagai salah satu keajaiban dunia sejatinya Borobudur berada di wilayah kota Magelang. Â Sejak dulu setidaknya yang saya tahu hampir setiap wisatawan atau dikekinian akrab disabut traveler tidak akan melewatkan singgah di Borobudur ketika berkunjung ke Jogjakarta. Sepertinya tidak lengkap berkunjung ke Jogya tanpa singgah di Borobudur.
Demikian juga kunjungan wisata yang saya ikut serta kemarin, kendati disebut tour Jogya tidak dilewatkan dijadwalkan juga kunjungan ke Borobudur. Bahkan kunjungan ke Borobudur didahulukan. Sebab rupanya satu paket dengan mengunjungi spot wisata yang baru-baru ini viral yaitu wisata ke tengah sawah di dusun Ngaran masih wilayah Magelang yang ditata lumayan indah sebagai obyek berfoto yang disebut Svargabumi
Sayang kedatangan kami ke Svargabumi disambut oleh hujan cukup lebat. Kendati demikian ketika hujan mereda emak-emak cantik peserta tour tampak cukup puas mengekplorasi spot foto areal Svargabumi.
Baru malam dan esok harinya kami punya kesempatan mengekplorasi Malioboro. Paginya (Minggu 28/11/2021) hari terakhir kunjungan kami ke Jogya saya beserta istri sempat menumpang becak ke alun-alun dan singgah di Pasar Beringharjo. Yang utama dalam catatan ini adalah kondisi kota Jogyakarta di tengah pandemi yang belakangan ini secara umun pandemi di Indonesia cukup terkendali dan bahkan kasus-kasus baru terus menurun.