Suasana Jakarta ketika itu menurut saya terasa begitu horor, sangat mencekam. Satu gang yang tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal beberapa kali dilakukan buka tutup. Ketika ditutup warga paham, itu pertanda ada yang terpapar. Seorang kemenakan yang ternyata kena demam berdarah sempat kesulitan mendapatkan kamar rawat di beberapa Rumah Sakit.
Media mengabarkan saat itu Rumah-Sakit terutama RS rujukan covid-19 sempat kewalahan; sampai-sampai di beberapa Rumah Sakit pasien harus dirawat di lorong-lorong. Ketika itu pertengahan Juni 2021 Korona mengamuk bak angkara murka.
Syukurlah, memasuki bulan September sampai saat ini minggu pertama bulan Oktober catatan warga terpapar turun terus dan terus turun. Dan kematian disebabkan Covid-19 dikhabarkan kemarin sudah dititik nol.
Satu setengah tahun lebih sudah Covid-19 mencengkeram, memporakporandakan tatanan kehidupan. Banyak hal segala aturan tali kekang yang membuat tidak nyaman dalam beraktivitas.
Bisa dimaklumi kalau sebagian warga masyarakat mulai jenuh dan bosan dengan segala aturan pembatasan beraktivitas tersebut, terutama buat mereka yang memang harus keluar rumah dalam mencari nafkah. Bahkan mereka yang bisa bekerja dari rumah pun ada kecenderungan yang sama mulai bosan dan ingin segera minikmati liburan akhir pekannya ke luar rumah.
Jenuh dan rasa bosan berkepanjangan bukan mustahil akan berujung stress. Dan betul. Jawa pos dalam salah satu artikelnya kemarin menyebutkan, akibat pandemi, tingkat stress masyarakat Indonesia naik sampai 75 persen. Sementara secara umum orang tahu jika stress berkepanjangan dan kian menyiksa ini bisa menyebabkan gangguan jiwa. Paling tidak produktivitas menurun. Dan itu satu kerugian.
Kasus harian yang terus turun bahkan secara nasional Indonesia sudah meninggalkan negara-negara tetangga kita di ASEAN. Singapura, misalnya dikhabarkan terus menuai ledakan kasus harian.
Fenomena kasus harian yang terus menurun jangan kiranya sampai ditafsirkan covid-19 mulai melemah yang bisa membuat masyarakat lengah. Dan bukan mustahil Covid-19 akan kembali melonjak. Banyak pakar kesehatan yang mengingatkan hal ini, hendaknya jangan diabaikan.
PPKM sudah kembali diperpanjang dengan beberapa kelonggaran, seperti dibukanya tempat-tempat hiburan dan pariwisata. Itu berarti warga masyarakat sudah boleh mengunjunginya, tentu saja dengan banyak syarat dan masyarakat harus mematuhinya.
Hari ini, Jumat 08 Oktober 2021 dalam penanggalan Hijriah sudah masuk bulan Rabiul Awwal 1443 H, di Indonesia, masyarakat Betawi biasa menyebutnya sebagai bulan Maulud; saat umat Muslim memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Kalaulah tempat-tempat wisata sudah dibuka artinya masyarakat sudah boleh mengunjung tempat wisata. Rasaya perayaan maulud atau maulid tahun ini akan lebih semarak dari yang sudah-sudah.