Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berharap Rida Allah di Tengah Pandemi

27 April 2020   17:54 Diperbarui: 27 April 2020   17:52 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan tahun ini datang betul-betul dalam kondisi yang amat memprihatinkan. Tidak ada lagi sholat tarawih di Masjid bahkan sholat Jumat-pun diganti dengan sholat Dzuhur dan semuanya kerjakan di rumah. Hal lain banyak saudara kita para pekerja yang terkena PHK, pedagang yang kebanyakan pedagang kecil yang kehabisan modal lantaran susutnya para pembeli, pekerja bangunan yang kehilangan proyek. Sementara kematian mengintai dari menyebarnya wabah Covid-19 dan itu biang dari segala perkara ini.

Ramadhan tahun ini 1441 H/2020 banyak moment yang sudah direncanakan harus diikhlaskan untuk dilupakan saja. Moment berkumpul dengan keluarga besar di hari pertama puasa dengan acara silaturahim dan buka bersama pupus sudah. Rencana mengakhiri sholat malam bersama di sepuluh hari terakhir Ramadhon pun pupus.

Belum lagi saudara-saudara kita perantau yang berniat pulang kampung lantara mungkin sudah beberapa tahun terakhir moment puasa dan berlebaran di kampung tidak punya kesempatan dan tahun ini dengan terpaksa kembali harus melupakan acara mudik lebaran-nya.

Di kondisi serba memprihatinkan seperti itu lantas apa yang bisa kita perbuat di bulan Ramadhan kali ini?

Intinya Ramadhan adalah menggapai ridho Alloh. Dengan datangnya bulan suci Ramadhan, inilah saat untuk menggapainya. Tujuan hidup yang hakiki seorang Muslim adalah tiada lain ridho ilahi, ada termaktub dalam Al Qur'an yang balasannya tiada lain adalah Surga.

Kata ridho sendiri secara bahasa bermakna suka, senang atau rela itu berarti seseorang bisa menerima segala perkara dengan senang hati dan lapang dada. Itu berarti secara umum seseorang bisa menerima apa yang menimpa dirinya tanpa keluh-kesah apalagi putus asa. Dengan demikian akan didapatnya kesempurnaan keredhoan Alloh.

Dengan demikian selama masih dikoridor agama jalani saja aturan-aturan yang sudah digariskan oleh Ulama dan Umara. Dan kita paham tujuannya adalah demi kemaslahatan semuanya. Aturan untuk mengerjakan apapun sedapat mungkin dari rumah sampai ibadah-pu dari rumah. Khususkan untuk tidak lepas berdoa agar belenggu ketidaknyamanan ini segera berlalu, sehingga kita bisa hidup normal seperti semula.

Berat dan sungguh sangat menyiksa mendapati kenyataan terkungkung, terpenjarakan oleh satu hal yang tak nampak, tapi nyata terasa. Gelisah, marah dan sedih berpadu, bahkan mungkin ada yang nyaris  putus asa.

Dengan datangnya bulan Ramadhan penuh hikmah ini semoga keredhoan itu bisa datang di hati; beribadah bisa jadi akan lebih khusuk lagi lantaran kita jalani dengan penuh kepasrahan dan keikhlasan, masih banyak waktu untuk menata hati sehingga keridhoan itu betul-betul bisa kita menggapainya.

Satu hal. Selain tentu saja berharap agar prahara pandemi corona ini segera berlalu sehingga kehidupan kembali bisa berjalan normal. Kendati tidak bisa tarawih di Masjid bahkan mungkin nanti tidak bisa takbir bersama di Masjid dan mungkin tak ada juga sholat Ied. Saya pribadi berharap sangat agar bisa melewati Ramadhan ini penuh keikhlasan. Sehingga betul-betul bisa menggapai ridho Alloh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun